Nats : Lukas 1:38 (TB)
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu
itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
_____
Maria, Ibu Yesus Kristus merupakan salah satu tokoh iman kristiani yang
sangat dihormati. Dalam Gereja Katholik, Ibu Maria bahkan memiliki tempat
tersendiri dalam doa dan devosi iman. Harus diakui bahwa memang terdapat
beberapa perbedaan dalam pemahaman iman Katholik dan Protestan mengenai Ibu
Maria, namun terdapat pesan Tuhan yang lebih besar dibandingkan dengan
perbedaan yang ada. Peristiwa Natal
memang berfokus pada Kristus, akan tetapi disamping itu pesan Natal juga
berbicara mengenai pengorbanan Seorang Ibu, Ibu Maria. Dan Ayat di atas
merupakan salah satu pesan penting tersebut yang mana merupakan perkataan Maria
ketika Ia merespon Firman Tuhan yang datang padanya. Saya akan mengajak Saudara
untuk menyelami beberapa pesan penting mengenai teladan iman Ibu Maria dalam
ayat ini.
Pertama, Ibu Maria memperkatakan imannya sebagai seorang hamba Tuhan.
Kata "hamba Tuhan" dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah "δουλη του
Κυριου" (doule tou Kuriou) yang berarti seorang "hamba, pelayan,
budak yang adalah milik Tuhan". Konteks kebudayaan zaman itu
memperlihatkan kepada kita bahwa definisi "hamba" adalah sama dengan
budak belian, atau seorang yang menjadi tawanan perang yang mana ia tidak lagi
memiliki hak atas hidupnya, bahkan nyawanya pun merupakan milik tuannya. Dalam
pemahaman demikian Ibu Maria memperlihatkan komitmen imannya. Dengan kata lain,
ketika ia mengatakan bahwa ia adalah hamba Tuhan, maka secara implisit ia
mengakui bahwa, pertama, Ia adalah milik Tuhan. Kedua, Ia tidak memiliki hak
untuk menolak kehendak Tuannya. Dan ketiga, Ia hanya dapat menerima dan
melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan atas dirinya. Saudara, Kekristenan
yang sejati adalah Kekristenan yang berbasis pada kehambaan. Maka ketika
Saudara menjadi seorang Kristen, itu berarti Saudara adalah milik Tuhan, dan
bersedia dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya. (1 Pet. 1:18-20; Rm. 1:6).
Perhatikan, seorang hamba Tuhan tidak mencari keuntungan, kekayaan, dan
kehormatan diri sendiri, tetapi kemuliaan Allah.
Kedua, mengaminkan Firman Tuhan, "Jadilah padaku seperti
perkataanmu". Apa yang timbul dalam benak Saudara, khususnya saudari
wanita lajang yang masih suci, dimana Tiba-tiba Saudara harus menggenapi Firman
Tuhan bahwa saudari akan hamil? Kita semua setuju, tidak ada satu wanita pun
yang berani mengambil keputusan seperti Ibu Maria. Perlu diingat, bahwa hukum
bagi wanita yang hamil di luar pernikahan pada zaman itu adalah Hukuman mati
dengan cara dirajam. Maka kita memahami betul tentang resiko yang harus diambil
Ibu Maria bukankah hal yang main-main. Ia membuktikan pengakuan dirinya yang
adalah hamba Tuhan dengan mengambil pilihan yang sulit antara hukuman mati dan
sangsi sosial dengan mematuhi kehendak Tuhan. Akan tetapi puji Tuhan,
integritas imannya dibuktikan dalam kepatuhannya kepada perintah Tuhan. Luar
biasa!
Saudara, di dunia modern banyak orang yang "berprofesi"
sebagai hamba Tuhan, banyak juga yang mengaku sebagai hamba Tuhan, namun tidak
semua dari mereka merupakan hamba Tuhan yang sejati. Jika Saudara ingin menjadi
seorang hamba Tuhan yang sejati, maka teladanilah Ibu Maria. Suatu teladan iman
Seorang hamba Tuhan sejati yang bertolak dari pengakuan, integritas, dan ketaatan
mutlak pada kehendak Tuhan, meskipun nyawa dan kehormatan menjadi taruhannya.
Semoga Tuhan memampukan kita! Amin...
Salam...
yb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar