Rabu, 10 Januari 2018

Renungan : "hamba Tuhan: Pelajaran berharga dari Ibu Maria"

Nats : Lukas 1:38 (TB)  Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba  Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

_____

         Maria, Ibu Yesus Kristus merupakan salah satu tokoh iman kristiani yang sangat dihormati. Dalam Gereja Katholik, Ibu Maria bahkan memiliki tempat tersendiri dalam doa dan devosi iman. Harus diakui bahwa memang terdapat beberapa perbedaan dalam pemahaman iman Katholik dan Protestan mengenai Ibu Maria, namun terdapat pesan Tuhan yang lebih besar dibandingkan dengan perbedaan yang ada.  Peristiwa Natal memang berfokus pada Kristus, akan tetapi disamping itu pesan Natal juga berbicara mengenai pengorbanan Seorang Ibu, Ibu Maria. Dan Ayat di atas merupakan salah satu pesan penting tersebut yang mana merupakan perkataan Maria ketika Ia merespon Firman Tuhan yang datang padanya. Saya akan mengajak Saudara untuk menyelami beberapa pesan penting mengenai teladan iman Ibu Maria dalam ayat ini.

          Pertama, Ibu Maria memperkatakan imannya sebagai seorang hamba Tuhan. Kata "hamba Tuhan" dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah "δουλη του Κυριου" (doule tou Kuriou) yang berarti seorang "hamba, pelayan, budak yang adalah milik Tuhan". Konteks kebudayaan zaman itu memperlihatkan kepada kita bahwa definisi "hamba" adalah sama dengan budak belian, atau seorang yang menjadi tawanan perang yang mana ia tidak lagi memiliki hak atas hidupnya, bahkan nyawanya pun merupakan milik tuannya. Dalam pemahaman demikian Ibu Maria memperlihatkan komitmen imannya. Dengan kata lain, ketika ia mengatakan bahwa ia adalah hamba Tuhan, maka secara implisit ia mengakui bahwa, pertama, Ia adalah milik Tuhan. Kedua, Ia tidak memiliki hak untuk menolak kehendak Tuannya. Dan ketiga, Ia hanya dapat menerima dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan atas dirinya. Saudara, Kekristenan yang sejati adalah Kekristenan yang berbasis pada kehambaan. Maka ketika Saudara menjadi seorang Kristen, itu berarti Saudara adalah milik Tuhan, dan bersedia dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya. (1 Pet. 1:18-20; Rm. 1:6). Perhatikan, seorang hamba Tuhan tidak mencari keuntungan, kekayaan, dan kehormatan diri sendiri, tetapi kemuliaan Allah.

        Kedua, mengaminkan Firman Tuhan, "Jadilah padaku seperti perkataanmu". Apa yang timbul dalam benak Saudara, khususnya saudari wanita lajang yang masih suci, dimana Tiba-tiba Saudara harus menggenapi Firman Tuhan bahwa saudari akan hamil? Kita semua setuju, tidak ada satu wanita pun yang berani mengambil keputusan seperti Ibu Maria. Perlu diingat, bahwa hukum bagi wanita yang hamil di luar pernikahan pada zaman itu adalah Hukuman mati dengan cara dirajam. Maka kita memahami betul tentang resiko yang harus diambil Ibu Maria bukankah hal yang main-main. Ia membuktikan pengakuan dirinya yang adalah hamba Tuhan dengan mengambil pilihan yang sulit antara hukuman mati dan sangsi sosial dengan mematuhi kehendak Tuhan. Akan tetapi puji Tuhan, integritas imannya dibuktikan dalam kepatuhannya kepada perintah Tuhan. Luar biasa!

          Saudara, di dunia modern banyak orang yang "berprofesi" sebagai hamba Tuhan, banyak juga yang mengaku sebagai hamba Tuhan, namun tidak semua dari mereka merupakan hamba Tuhan yang sejati. Jika Saudara ingin menjadi seorang hamba Tuhan yang sejati, maka teladanilah Ibu Maria. Suatu teladan iman Seorang hamba Tuhan sejati yang bertolak dari pengakuan, integritas, dan ketaatan mutlak pada kehendak Tuhan, meskipun nyawa dan kehormatan menjadi taruhannya. Semoga Tuhan memampukan kita! Amin...

Salam...
yb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar