Minggu, 14 Januari 2018

RENUNGAN : ANUGERAH TUHAN BAGI PARA PENDOSA


          Sekali peristiwa seorang mahaguru memberi kuliah tentang penyakit pekung atau kanker. Gejala-gejala penyakit kanker itu diuraikan demikian jelas sehingga para mahasiswa kagum mendengarkannya dan cepat-cepat mencatatnya. Tiba-tiba seorang mahasiswa dengan terkejut meletakan penanya. Katanya dalam hati: "Sekarang aku tahu?, aku menderita penyakit kanker! Apa yang diuraikan oleh mahaguru itu tentang penyakit adalah uraian tentang penyakitku!" Beberapa detik kemudian, mahaguru dan mahasiswa tadi saling berpandangan. Maka tahulah mahasiswa itu, bahwa mahagurunya pun menderita penyakit kanker. Tak mungkin mahaguru dapat menguraikan penyakit kanker sedemikian jelasnya, kalau ia tak menderitanya sendiri. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka berdua sama-sama membutuhkan seorang tabib.

         Saudara terkasih, manusia seringkali "mengkotak-kotakkan" dirinya dengan yang lain. Ada yang membuat perbedaan dengan mengatakan bahwa ada "orang baik dan jahat", "biadap dan beradab", seolah-olah manusia memiliki status tersebut berdasarkan atas "kebaikan" dan "kejahatan" yang diperbuatnya. Namun Alkitab mengatakan berbeda, Alkitab mengatakan, "... semua orang telah berbuat dosa ..." (Rom. 3:23). Semua Orang tanpa terkecuali! Terdapat salah satu contoh kasus yang sangat jelas mengenai hal ini, yaitu Dalam kisah wanita yang dihakimi karena kedapatan berzinah (Yoh. 8). Para Ahli Taurat dan Orang Farisi ditantang oleh Tuhan dengan mengatakan bahwa, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Kita tahu respon yang diberikan oleh para "profesor dan alim ulama" tersebut, mereka pergi satu demi satu dengan wajah yang mungkin saja memerah. Bahkan ahli Taurat dan orang Farisi yang memiliki ketaatan nyaris sempurna saja, tidak berani untuk mengklaim bahwa mereka terbebas dari dosa!

           Kata "Semua Orang" pada Kitab Roma di atas, mengkonfirmasikan kepada kita bahwa di hadapan Allah kita memiliki status yang sama, "para pendosa yang membutuhkan Anugerah Allah! Tidak ada yang lebih baik dari yang lain, kita semua sama, para pendosa. Hanya dengan kesadaran ini, seperti para penderita kanker di atas, kita kemudian menyadari bahwa kita membutuhkan pertolongan tabib. Seorang Juruselamat yang mampu menolong dan menyembuhkan kita. "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." (Luk. 5:31-32). Hampirilah anugerah-Nya hari ini, dan jangan lagi menuda.

Salam. ..
Yb.
_______
Nb. Paragraf pertama pada tulisan ini diedit seperlunya dari karya Dr. J. Verkuyl, "Aku Percaya", Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995, hal. 84-85.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar