Rabu, 10 Januari 2018

Renungan : "Hope is Born" (bag. II).

Nats : Matius 1:21 (TB)  Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

_____

         Manusia terlahir dengan berbagai harapan. Saudara dan saya juga demikian, kita masing-masing memiliki Harapan-harapan dalam berbagai hal. Namun ada satu harapan terbesar/terpenting/terutama dalam hidup manusia yang semenjak dahulu tidak dapat terealisasi. Harapan untuk terbebas dari perbudakan dosa. Saudara, harapan-harapan kita yang menyangkut kehidupan di dunia ini mungkin saja dapat dicapai dengan usaha dan kerja keras, namun jika menyangkut "dosa", maka kita pasti sama-sama sepakat bahwa tidak ada satu manusia pun yang telah merealisasikan harapan untuk hidup kudus dan terbebas dari dosa. Karena perihal dosa merupakan pelanggaran kepada hukum Allah, maka Harapan ini hanya dapat terwujud jika Allah berkenan menyapa manusia melalui anugerah-Nya. Untuk tujuan inilah Kristus telah menyapa kita dalam momentum Natal.

          Dalam ayat di atas, Salah satu penekanan penting mengenai tujuan kedatangan Kristus oleh Malaikat adalah untuk "menyelamatkan umat-Nya dari dosa." Baiklah Saudara membaca dan merenungkan kalimat penting ini dengan sungguh-sungguh! Ada beberapa alasan penting mengapa kita perlu memperlihatkan kalimat agung ini. Pertama, karena manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dari perbudakan dosa! Siapa di antara Saudara yang dapat menyelamatkan dirinya?, dapat membenarkan diri di hadapan Allah?, dapat hidup tanpa dosa? Jika Saudara mampu, maka tentu Saudara tidak membutuhkan anugerah Allah di dalam Kristus, akan tetapi bukankah hal itu merupakan suatu kesombongan yang luar biasa?, dan terlebih ternyata wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat tersebut merupakan suatu kebohongan!, apakah benar demikian? tentu saja tidak! Akan tetapi jika Saudara merasa tidak sanggup, sering kali jatuh bangun dalam dosa, dan telah frustasi, maka Kristus lah harapan terakhir dan satu-satunya bagi Saudara.

           Kedua, perhatikan dengan baik kata "umat-Nya". Kata "umat-Nya" merujuk kepada hanya sebagian orang saja. Sebagian orang yang benar-benar menyadari akan ketidak-mampuannya untuk menyelamatkan dirinya, sehingga mereka membutuhkan anugerah Allah. Perhatikan kalimat Rasul Paulus berikut ini, [Korintus 1:18 (TB)] "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah." Sejak pemberitaan kedatangan Kristus, Allah ternyata telah mengetahui bahwa memang akan ada penolakan terhadap anugerah Allah melalui Kristus, maka tidaklah mengherankan bahwa wahyu Allah hanya membatasi karya keselamatan hanya bagi "umat-Nya". Dengan kata lain, keselamatan yang dikerjakan Kristus secara eksklusif hanya diperuntukkan bagi mereka yang percaya dan menaruh pengharapannya pada Kristus! Sebagian yang lain akan tetap memandang paradoks anugerah Allah tersebut sebagai kebodohan, sambil menghipnotis diri dengan usaha agamawi yang sia-sia. Berada di posisi manakah kita? Sebagai penerima anugerah Allah atau menganggap sepi undangan anugerah tersebut? Pilihan selalu ada di tangan Saudara.

          Penantian panjang umat manusia akan pengharapan janji keselamatan, kini telah lahir dan tergenapi dalam momentum Natal Kristus. Maka Mari persiapkan diri kita dengan baik dalam menyambut anugerah keselamatan Allah dalam palungan Natal. Tuhan memberkati kita. Amin...

Salam...
Yb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar