Sabtu, 20 Januari 2018

RENUNGAN: OASES DI PADANG TANDUS

Nats: Ratapan 3:22-23 (TB) Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu.

_____

         Membaca sepintas tentang nama kitab ini, kita langsung memperoleh gambaran singkat mengenai isi kitabnya. "Ratapan", tentu bukanlah suatu kata yang menyenangkan bagi kita.  Kitab ini merupakan bentuk ekspresi emosional dari pergumulan dan penderitaan yang tak kunjung usai, dimana Yeremia, sang Nabi yang tidak pernah lelah mengkhotbahkan pesan Tuhan dengan tangisan, bahwa selalu ada pengharapan di dalam Tuhan.

          Lima pasal dalam kitab ini, semuanya berisi kepedihan, ratap, tangisan serta doa. Namun ketika sampai pada ayat di atas (3:22-23), kita Seolah-olah mendapat kekuatan baru. Ayat ini bagaikan oases di tengah padang pasir tandus! Terdapat dua pesan Tuhan dalam ayat ini. Pertama,  "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN ... besar kesetiaan-Mu". Saudara, ayat ini menggambarkan dengan tegas mengenai  Allah kita yang setia. Meskipun umat-Nya sedang dalam penghukuman karena pelanggaran mereka, namun Allah tidak pernah meninggalkan mereka (ayat 32). Pengutusan Yeremia merupakan bukti bahwa Allah turut hadir dalam pergumulan umat-Nya. Ia seolah-olah juga ikut dalam pembuangan di Babel, dan menderita bersama mereka. Sebagaimana yang juga nyata dalam pelayanan Kristus--Imanuel, Allah yang bukan hanya berserta kita, namun juga turut merasakan penderitaan kita (Ibr. 4:15). Itu sebabnya, ketika pergumulan melanda, kita dapat dengan teguh meyakini Kebenaran ini. Kebenaran mengenai Allah kita yang setia, yang juga mendampingi kita menghadapi pergumulan hidup.


          Kedua, "...tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi". Saudara, kata "Rahmat" dalam ayat ini berasal dari kata Ibrani "Rakh'-am" yang berarti "Belas kasih" yang tiada tara. Maka dalam konteks ini dapat berarti bahwa Allah menyediakan belas kasih-Nya setiap hari bagi umat-Nya. Jika ditambahkan dengan kalimat "selalu baru setiap pagi", maka hal ini memberikan indikasi bahwa Allah ingin kita memulai sesuatu yang baru bersama-Nya. Seolah-olah Ia mau mengatakan bahwa Ia menyediakan pengampunan sekaligus Ia mau memulai sesuatu yang baru lagi bersama kita. Luar biasa! Setiap pagi Ia menyediakan pengampunan, Ia menunggu, Ia terus memanggil Saudara dan saya lewat berbagai macam cara, agar kita dengan kesadaran dan kerendahan hati mau menghampiri Anugerah-Nya.

           Melalui ayat ini, kita sama-sama belajar mengenai kesetiaan dan belas kasih Allah bagi kita yang tidak terbatas. Bagaikan oases yang menyenangkan jiwa, Pengharapan tersebut menjadikan kita kuat dalam menghadapi pergumulan hidup karena kita tahu bahwa kita tidak pernah berjuang sendiri karena kasih Allah serta kemurahan-Nya senantiasa memimpin hidup kita. Amin!

Salam,
yb.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar