Nats : "Siapa gerangan ada padaku di sorga selain
Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi." (Mzm. 73:25).
_________
Asaf, pemazmur dalam pujiannya
kepada Allah pada pasal 73 ini dengan sangat memukau mengemukakan suatu tujuan
iman dan pengharapan umat Tuhan dengan sangat mengagumkan. Ia membandingkan
pencapaian orang fasik dengan umat Tuhan. Ia bahkan sempat begitu gelisah dan
hampir putus asa, karena perjuangannya dalam mempertahankan kehidupan yang
berkenan kepada Allah, seolah-olah tidak seimbang dengan berkat yang Tuhan
sediakan. Namun Puji Tuhan, ia mampu mengakhiri perjalanan imannya dengan
sangat baik, sehingga di akhir pujiannya Ia dapat menggemakan satu kalimat
penting pada ayat 25 ini yang merupakan dasar penghayatan iman umat Tuhan.
Kita yang hidup di tengah-tentang zaman yang serba materialisme ini,
tanpa sadar telah mengubah cara berpikir dan berprilaku. Materi telah menjadi
fokus hidup sebagian besar umat manusia saat ini, sampai-sampai, perhatikan,
konsep surga yang diincar banyak orang pun haruslah "Suatu tempat yang
penuh dengan pemenuhan semua hasrat kenikmatan materialis." Sungguh
tragis! Jika konsep demikian yang Saudara dambakan, maka sudah tentu Pribadi
Allah bukanlah menjadi prioritas utama dalam ibadah dan cara kita beribadah,
tetapi materi.
Berbanding terbalik dengan konsep-konsep agama materialis, Kekristenan
berdiri kokoh dengan pengharapan iman dalam persekutuan kekal bersama Allah,
dan bukan pada "kesenangan!". Allah menjadi fokus hidup umat Tuhan,
baik di bumi maupun di sorga nanti. Itu sebabnya, Asaf dengan tegas menolak
konsep agama yang berbasis pada kesenangan tetapi bukan pada Allah. Maka secara
konsisten Asaf mengakhiri perenungannya dengan satu pertanyaan dan jawaban
retoris, "Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau
tidak ada yang kuingini di bumi."
Seperti
halnya, Asaf, Tuhan harus menjadi tujuan hidup kita baik di dunia ini, maupun
di dalam kekekalan nanti. Amin....
Salam.
yb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar