Minggu, 14 Januari 2018

RENUNGAN : BUKAN KATA ORANG

Nats : "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau." (Ayub 42:5).

_______

            Bertrand Russell dalam sebuah Wawancara mengatakan bahwa mengapa ia tidak dapat mempercayai adanya eksistensi Allah karena Allah tidak memberikan bukti-bukti yang cukup kepadanya. Russell merupakan salah satu tokoh intelektual abat 20 yang telah berpetualang dalam bidang Sains (khususnya matematika), sastra, filsafat, dan Agama sehingga meraih penghargaan Nobel. Ia merupakan salah satu perintis Agnostisisme modern.

             Terdapat banyak orang di dunia ini yang walaupun beragama namun memiliki pemahaman seperti Dr. Russell. Setidaknya dalam keadaan tertentu ketika masa-masa kritis dalam hidup mereka, mereka mulai meragukan dan bertanya, apakah Tuhan ada?, apakah Ia mendengar doa saya?, mengapa Ia terus berdiam diri?, dsb. Dan pada titik kritis tertentu mereka akhirnya kecewa dan meninggalkan Tuhan. Jika pergumulan Dr. Russell lebih kepada pergumulan intelektual, maka orang-orang beragama lebih menjurus kepada pergumulan relasi yang mencakup pertolongan Tuhan. Namun esensinya sama saja, pada intinya mereka sama-sama menuntut agar Tuhan membuktikan eksistensi-Nya. Yang satu untuk memenuhi ambisi intelektual, yang lainnya untuk memenuhi ambisi kebutuhan duniawinya. Sungguh mengerikan! Orang percaya hanya berbeda sangat tipis dengan para Ateis! Lantas apa penyebab hal tersebut?

             Dalam kisah pergumulan Ayub, Ia juga mengalami hal demikian. Ayub bahkan hampir putus harapan, dan hampir salah kaprah. Penyebab mendasar pertama, adalah karena Ayub (yang juga mewakili sebagian besar orang percaya saat ini) tidak pernah mengenal Allah dengan benar. Kita berpikir, jika kita baik, hidup seturut kehendak-Nya maka semua pasti lancar, Sukses, sehat, dan terus berjaya. Hal ini merupakan konsep lama Ayub mengenai hubungan antara Allah dan Orang percaya. Pada kenyataannya tidak demikian. Allah lebih tertarik kepada "Pengenalan yang benar kepada-Nya", daripada sekedar memberikan berkat. Dan untuk mengenal Dia, kita perlu masuk dalam proses yang terkadang sangat menyakitkan bagi daging kita. Namun Perhatikan jawaban Allah bagi Ayub, "Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub" (38:1 ; 40:1). "Dari dalam badai!", Perhatikan bahwa ketika Ayub di dalam badai ternyata Tuhan juga ada di sana, dan Ia menjawab! Artinya ketika Tuhan mengijinkan suatu pergumulan hidup yang berat, percayalah bahwa Ia juga ada di sana, dan memberi jawaban juga di sana. Ia adalah Allah yang setia dan mengasihi saudara! Jadi meskipun Ia mengijinkan ujian bagi saudara, namun Ia tidak meninggalkan Saudara.

            Alasan kedua mengapa banyak orang percaya masih memiliki konsep Iman seperti kaum Agnostic, karena kebanyakan dari kita "hanya mendengar dari orang saja". Kita tidak memiliki pengalaman pribadi dengan Allah sehingga kita tidak pernah menjumpai Pribadi-Nya, merasakan jamahan-Nya, Kemurahan-Mu, serta Kasih-Nya. Maka ketika Allah membawa Saudara dalam pergumulan hidup, itu artinya Ia sedang mempersiapkan Saudara untuk berjumpa dan mengenali-Nya dengan lebih dalam lagi. Hingga akhirnya, Saudara akan berkata seperti Ayub, "sekarang mataku sendiri memandang Engkau."

           "Untuk mengenal Allah, tidak cukup dari 'kata orang' saja, tidak akan pernah cukup dengan penelitian ilmiah. Allah tidak dapat dimasukan ke dalam ruang laboratorium untuk diteliti! Untuk itu Saudara harus berjumpa dengan-Nya secara Pribadi, dan hal ini hanya melalui Anugerah-Nya. Maka mintalah kepada yang empunya Anugerah itu." Amin, Gbu.
Salam...
(yb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar