Nats: Galatia 5:23.
John C Maxwell dalam salah satu bukunya mengenai
kepemimpinan, memberikan beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Dalam daftar tersebut, ia memulai dengan ciri utama yang harus
nampak, yaitu karakter. Menurutnya, karakter bukan hanya yang paling penting,
namun juga harus menjadi yang terutama, karena kesuksesan dalam kepemimpinan
mungkin saja dapat diraih oleh skill dan kerja keras, namun hanya dengan
karakter yang baiklah, seorang pemimpin dapat menjadi teladan, dihormati,
dipercayai, dicintai, serta dapat melanjutkan kepemimpinannya dengan mantab.
Beberapa bulan ini tema di gereja kita memberikan pengajaran mengenai buah Roh,
dan jika diperhatikan buah-buah Roh tersebut semuanya merujuk kepada
pembaharuan karakter. Demikian juga dengan tema pada bulan ini yang membahas
mengenai “Penguasaan diri” yang mana merupakan bagian terakhir dari salah satu
rasa dari buah Roh.
Sungguh
mengagumkan ketika Alkitab menempatkan "Penguasaan Diri" pada bagian
akhir dari buah Roh. Hal ini bukan berarti bahwa Penguasaan diri tidaklah
penting, sebaliknya, Penguasaan diri merupakan pengendali atas buah-buah Roh
yang lain. Jika tidak ada Penguasaan diri, maka kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran dan lainnya dapat berdampak negatif, serta dimanfaatkan
dan disalah artikan orang lain. Penguasaan diri mengontrol hidup kita agar
tetap berada pada posisi iman yang ideal dan tidak terjerumus pada salah satu
ekstrem, seperti tidak bersukacita, berduka, atau marah dengan cara serta
ekspresi yang berlebihan. Hal-hal ini
semuanya berbicara mengenai satu hal, Penguasaan diri.
Amsal mengatakan bahwa "... orang yang menguasai dirinya, melebihi
orang yang merebut kota. (Ams. 16:32). Di dalam PL Orang-orang yang merebut
kota adalah para pahlawan yang gagah perkasa, namun Amsal memberikan suatu penghormatan
yang lebih dari para pahlawan tersebut kepada orang-orang yang mampu menguasai
dirinya. Hal ini menandakan bahwa Penguasaan diri bukan hanya penting, namun
memang merupakan buah Roh yang seperti pada surat Galatia, harus menjadi buah
terakhir untuk mengontrol hidup umat Tuhan. Penguasaan diri merupakan kunci
yang dapat membawa Saudara kepada kemenangan atau kekalahan, kesuksesan atau
kegagalan, perselisihan atau perdamaian, suasana surga atau neraka. Apapun yang
kita lakukan, semuanya harus dikontrol oleh buah Roh yang satu ini, Penguasaan
diri. Bahkan Tanpa Penguasaan diri, diet Saudara pun akan gagal. Sudahkah
Saudara memiliki Penguasaan diri? (yb).
_____
Sumber: WaJem GPI IMMANUEL Bdg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar