Rabu, 10 Januari 2018

renungan : penguasaan diri


Nats: Galatia 5:23.

           John C Maxwell dalam salah satu bukunya mengenai kepemimpinan, memberikan beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Dalam daftar tersebut, ia memulai dengan ciri utama yang harus nampak, yaitu karakter. Menurutnya, karakter bukan hanya yang paling penting, namun juga harus menjadi yang terutama, karena kesuksesan dalam kepemimpinan mungkin saja dapat diraih oleh skill dan kerja keras, namun hanya dengan karakter yang baiklah, seorang pemimpin dapat menjadi teladan, dihormati, dipercayai, dicintai, serta dapat melanjutkan kepemimpinannya dengan mantab. Beberapa bulan ini tema di gereja kita memberikan pengajaran mengenai buah Roh, dan jika diperhatikan buah-buah Roh tersebut semuanya merujuk kepada pembaharuan karakter. Demikian juga dengan tema pada bulan ini yang membahas mengenai “Penguasaan diri” yang mana merupakan bagian terakhir dari salah satu rasa dari buah Roh.

          Sungguh mengagumkan ketika Alkitab menempatkan "Penguasaan Diri" pada bagian akhir dari buah Roh. Hal ini bukan berarti bahwa Penguasaan diri tidaklah penting, sebaliknya, Penguasaan diri merupakan pengendali atas buah-buah Roh yang lain. Jika tidak ada Penguasaan diri, maka kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran dan lainnya dapat berdampak negatif, serta dimanfaatkan dan disalah artikan orang lain. Penguasaan diri mengontrol hidup kita agar tetap berada pada posisi iman yang ideal dan tidak terjerumus pada salah satu ekstrem, seperti tidak bersukacita, berduka, atau marah dengan cara serta ekspresi yang berlebihan.  Hal-hal ini semuanya berbicara mengenai satu hal, Penguasaan diri.

            Amsal mengatakan bahwa "... orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. (Ams. 16:32). Di dalam PL Orang-orang yang merebut kota adalah para pahlawan yang gagah perkasa, namun Amsal memberikan suatu penghormatan yang lebih dari para pahlawan tersebut kepada orang-orang yang mampu menguasai dirinya. Hal ini menandakan bahwa Penguasaan diri bukan hanya penting, namun memang merupakan buah Roh yang seperti pada surat Galatia, harus menjadi buah terakhir untuk mengontrol hidup umat Tuhan. Penguasaan diri merupakan kunci yang dapat membawa Saudara kepada kemenangan atau kekalahan, kesuksesan atau kegagalan, perselisihan atau perdamaian, suasana surga atau neraka. Apapun yang kita lakukan, semuanya harus dikontrol oleh buah Roh yang satu ini, Penguasaan diri. Bahkan Tanpa Penguasaan diri, diet Saudara pun akan gagal. Sudahkah Saudara memiliki Penguasaan diri? (yb).

_____

Sumber: WaJem GPI IMMANUEL Bdg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar