Minggu, 14 Januari 2018

RENUNGAN : MURAH HATI

Nats : Matius 5:7 (TB) Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. ; "Blessed are the merciful, for they will be shown mercy." — Mat 5:7 (NIV).

_____

         Dalam pergumulan panggilan yang berat, Ibu Teresa menulis dalam buku hariannya demikian: “... Hari ini saya mendapat pelajaran yang baik. Kemelaratan para orang miskin pastilah sangat keras. Ketika saya mencari tempat tinggal, saya berjalan dan terus berjalan sampai lengan dan kaki saya sakit. Saya bayangkan bagaimana mereka sakit jiwa dan raga, mencari tempat tinggal, makanan dan kesehatan. ...". Ini merupakan Ungkapan hati dari seorang hamba Tuhan yang memberikan hidupnya untuk melayani mereka yang "termiskin dari yang miskin". Mereka yang sekarat di pinggir jalan, mereka yang dibuang oleh keluarga, mereka yang sudah seperti "sampah" masyarakat. Apa yang menggerakan Ibu Teresa untuk melayani mereka? Jawabannya adalah belas kasih, seperti Kristus.

          Belas kasih berhubungan erat dengan murah hati. Jika belas kasih (compassion) merupakan dorongan/sensifitas hati yang cepat merespon keadaan untuk memberi bantuan/pertolongan, maka murah hati (merciful) merupakan kapasitas hati yang tanpa batas, tanpa pamrih, dan tanpa syarat untuk terus membantu dan melayani. Dalam bacaan di atas, Kristus menegaskan satu pengajaran penting mengenai murah hati. Hal menarik dalam pengajaran ini adalah Tuhan Yesus memulai dengan suatu janji yaitu "Berbahagialah orang yang murah hatinya...". Kata "berbahagialah" dalam ayat ini "Makarios" (μακάριος) dapat juga berarti "diberkati". Terjemahan versi bahasa Inggris menggunakan kata ini (Blessed). Artinya mereka yang murah hati adalah mereka yang diberkati dan bahagia. Mengapa demikian? Karena orang-orang demikian senantiasa menyadari akan berkat Tuhan yang telah diterima, sehingga hidup mereka menghasilkan buah dalam berbagai pelayanan tanpa pamrih seperti Ibu Teresa.

            Perlu diperhatikan bahwa Gaya hidup demikian (murah hati) ternyata merupakan gaya hidup yang sesuai dengan karakter Allah (Luk. 6:36). Sebaliknya, orang yang pelit dan kikir sesungguhnya merupakan ciri dari orang-orang yang tidak memiliki karakter demikian (kemurahan hati), karena orientasi hidupnya hanya bagi dirinya sendiri. Orang-orang demikian akan sangat sulit untuk menjadi berkat.

          Dan bagian yang terakhir dari ayat ini adalah sebuah janji, "...Karen mereka (orang-orang yang murah hati itu) akan beroleh kemurahan". Dalam Lukas 6:38, dikatakan bahwa takaran yang kita gunakan untuk memberi, akan juga ditakarkan kepada kita. Maka ketika kita bermurah hati, kita juga akan beroleh kemurahan Allah. Tentu saja, Kemurahan ini hanya bersifat tambahan karena hidup kita sepenuhnya memang bergantung pada kemurahan Allah. Bukankah apa yang kita makan, pakai, nikmati, kesehatan, nafas hidup, bahkan keselamatan semuanya adalah karena kemurahan Allah? Jika demikian, lantas apakah ada alasan bagi kita untuk tidak bermurah hati?

"Bermurah hati tidak akan menjadikan Saudara miskin, hal tersebut justru menunjukan betapa kayanya hati Anda".

Salam kasih....
(yb).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar