Kamis, 11 Januari 2018

RENUNGAN : RADIO BUTUT


Nats : “Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman! Aniaya!" Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari.” (Yer. 20:8)
_________

 Dalam pergumulannya mengenai makna dari penderitaan, CS. Lewis sampai kepada satu kesimpulan bahwa “Penderitaan adalah loudspeakernya Allah bagi dunia yang tuli”. Untuk membangunkan manusia modern yang tak dapat hidup dengan headset yang terus melekat di kuping, maka Allah menggunakan dua sarana. Pertama, mimbar Gereja dan kedua, gaungan alam semesta (pergumulan, penyakit, bencana, kematian). Meski demikian, tebalnya kotoran, atau mungkin juga siulan kenikmatan dunia pada kuping, sering kali menyebabkan kita memandang seruan Tuhan tersebut sebagai suara radio butut yang sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan manusia modern.

            Dalam Ayat di atas kita membaca suatu seruan yang menyayat hati dari seorang hamba Tuhan kepada umat-Nya yang bebal. Pesan Tuhan yang ia sampaikan, hanya dianggap angin lalu. Ia seumpama radio butut yang terus menerus bersuara keras, namun tidak pernah dianggap, bahkan sebaliknya, ia justru menerima cemooh dan penghinan. Kebebalan yang begitu tebal pada akhirnya harus dibayar mahal oleh Penduduk Yehuda dengan penghakiman Tuhan melalui penyakit sampar, pedang, dan pembuangan ke Babel. Tuhan menggunakan suara hamba-Nya, dan penderitaan untuk membangunkan umat-Nya yang sudah lama tertidur oleh janji-janji manis dari para nabi palsu dunia ini. Umat-Nya yang terlalu sibuk dengan hal-hal duniawi serta Kesenangan-kesenangan yang pada akhirnya leyap bersama semua usaha dan kerja keras mereka yang sia-sia.

            Saudara, sebagai umat Tuhan, jangan pernah mengabaikan peringatan-Nya, baik melalui mimbar Gereja, maupun suatu pergumulan yang Ia ijinkan. Mungkin saja hari itu adalah hari perkenanan yang Tuhan sediakan bagi kita (2 Kor. 6:2). Maka janganlah mengeraskan hati ketika Tuhan memanggil Saudara untuk berbalik dari hal-hal yang tidak berkenan pada-Nya. Pengampunan dan belas kasih selalu ada pada-Nya, ketika kita menghampiri-Nya dengan hati yang mau ditegur dan dibentuk. Dan sebagai hamba Tuhan, teruslah suarakan pesan Kebenaran Firman, Meski suatu saat orang hanya memandang Saudara layaknya radio butut. Tetap setia, seperti halnya Yeremia karena jeri payahmu tidaklah sia-sia (1 Kor. 15:58). Amin...

Salam.
Yb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar