Rabu, 10 Januari 2018

RENUNGAN : SPIRITUAL CEK-UP


Nats : Mazmur 139:23-24 (TB)  Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!

_____

         Jika Suadara seorang pengacara atau praktisi hukum, maka istilah "Selidiki" mungkin bukan hal asing lagi di telinga Saudara. Di dalam kasus-kasus hukum penyelidikan terhadap fakta-fakta dan data-data sudah menjadi standar baku dari mereka yang bersidang untuk memutuskan suatu perkara, apakah seseorang bersalah atau tidak secara hukum. Namun tentu saja dalam proses demikian harus disadari bahwa baik "hukum", dan para praktisinya bertolak dari pemikiran dan keterbatasannya sebagai Manusia, maka tidaklah mengherankan jika penyelidikan dan keputusan-keputusan yang diputuskan terkadang masih jauh dari prinsip dasar hukum itu sendiri, yang berasaskan keadilan. Lantas bagaimana jika yang menyelidiki hidup kita adalah Tuhan?

          Daud dalam Mazmur 139:23-24 ini memiliki kerinduan yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Orang-orang pada umumnya akan menghindarkan diri dari hadapan Tuhan karena mereka begitu takut jika yang menyelidiki hidup mereka adalah Tuhan. Ya, ini memang kecenderungan prilaku manusia berdosa. Namun Daud tidak. Ia tahu bahwa standar Kebenaran dalam hidupnya adalah kebenaran Tuhan. Maka yang menjadi pengoreksi kehidupannya pun haruslah Tuhan. Saudara, jika Saudara memiliki kekayaan materi, maka Saudara akan menjumpai sebagian besar orang di samping Saudara yang hanya menjadi "penjilat". Tidak ada yang berani mengoreksi hidup Saudara yang bebal, karena materi membutakan mata. Namun tidak demikian jika Saudara berdiri di hadapan Tuhan.

            Beranikah kita berkata seperti Daud, "Selidiki aku ya Tuhan?!", membaca dan mengatakan kalimat sederhana ini memang sangat mudah, akan tetapi untuk membayangkan hal ini sangatlah berat. Namun hanya inilah satu-satunya cara jika Saudara menghendaki suatu kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan, yaitu jika Saudara mengijinkan Tuhan menyelidiki dan mengoreksi hidup Saudara. Maka, Mari, Datanglah pada-Nya dengan rendah hati, mohonlah pengampunan, dan mintalah Ia menuntun hidup kita di jalan-Nya.


Salam....
yb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar