Minggu, 25 Februari 2018

RENUNGAN : ALLAH PALSU


Nas : Keluaran 32:1 (TB) Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."

_______

            Feuerbach, seorang filsuf ateis asal Jerman dalam salah satu esaynya tentang agama, menulis bahwa "Allah tidak pernah menciptakan manusia, manusialah yang menciptakan allah". Secara hakiki, kita tentu saja menolak hal ini, namun secara fenomenal, pernyataan Feuerbach ini memang benar. Benar karena memang ternyata banyak allah-allah palsu dalam hidup manusia yang mereka ciptakan dengan bebagai macam alasan dan latar belakang kebudayaan. Tak terkecuali Umat Israel dalam bacaan di atas.

           Pasca eksodus, iman yang baru tumbuh tersebut harus gugur karena beberapa hal. Pertama, iman mereka disandarkan pada Musa dan bukan pada Tuhan. Itu sebabnya setelah beberapa lama Musa tidak kembali maka mereka kecewa. Kedua, iman yang terdistorsi. Lembu Emas merupakan salah satu bentuk dewa Mesir yang mana sebelum peristiwa keluaran, Bangsa Israel telah lama berinteraksi dengan allah palsu tersebut sehingga mengakibatkan sinkritisme. Ketiga, Kekhawatiran dan ketakutan. Kekhawatiran dan ketakutan mendorong mereka untuk mencari perlindungan pada allah lain. Tiga faktor tersebut mendorong mereka untuk menciptakan allah palsu, lembu emas. Suatu allah yang justru tidak berdaya.

          Demikian halnya dengan gambaran umum umat manusia, tak terkcuali umat Tuhan. Iman kita sering kali digantungkan pada manusia dan bukan pada Tuhan, pada harta kekayaan dan bukan kuasa Allah. Iman kita cepat berpaling dari Allah kepada dukun, kepada sesembahan palsu ketika keadaan tidak seperti yang diharapkan. Rajin ke Gereja namun juga ke peramal, orang pintar dan lainnya. Iman kita cepat gugur ketika badai hidup melanda. Kita sering tidak menyadari bahwa melangkah ke luar dari Allah yang sejati, justru akan membawa kita pada pengharapan dalam kepalsuan dari allah-allah palsu. Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat Korintus juga memberikan peringatan akan pentingnya pengenalan kepada Allah yang benar,  "Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi — dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian — namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup." (1 Kor. 8:5-6). Saudara, kesesatan tidak dimulai dalam tindakan praktis, namun dalam penghayatan iman pada pribadi allah yang keliru (allah palsu). Pengenalan akan Allah yang sejati akan mempengaruhi kondisi iman dan pengharapan kita, maka kenalilah Allah Saudara dengan benar, tekunlah mencari-Nya, dan bersandarlah selalu kepada-Nya.

Kiranya Tuhan memberkati dan memimpin kita kepada pengenalan akan Allah yang sejati. Amin!

Salam,
yb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar