Kamis, 22 Februari 2018

MATERI PA - 2 : LAHIR BARU (Regenerasi - Pertobatan - Baptisan Air)


Materi PA Baptisan Air (Bag. II).

Oleh: Yosep Belay.


II. KELAHIRAN BARU.
(Regenerasi - Pertobatan - Baptisan Air)

.           Tujuan : Pada pelajaran kali ini tujuan yang hendak dicapai adalah Peserta PA diharapkan dapat memahami dan mengamalkan pengajaran iman Kristen tentang kelahiran kembali, regenerasi, pertobatan, dan baptisan Air yang sesuai dengan kesaksian Firman Tuhan.

          Kondisi dan status keberdosaan manusia tidak memungkinkan ia untuk masuk ke dalam kerajaan Allah, maka satu-satunya jalan yang dikehendaki Tuhan sesuai dengan firman-Nya adalah dengan cara dilahir-barukan.

1. Apa yang dimaksud dengan “Lahir Baru”?  
                            
          Jawab. Lahir baru/kelahiran kembali adalah suatu kondisi dimana orang percaya mengalami transformasi kehidupan (diubahkan dari kehidupan lama dalam dosa menjadi kehidupan baru dalam kebenaran) yang dikerjakan oleh Allah Tritunggal.   

2. Mengapa kita perlu dilahirkan kembali?

Jawab. Terdapat dua alasan mengapa kita perlu dilahirkan   kembali;

a.    Karena tanpa kelahiran baru manusia tidak dapat melihat dan masuk ke dalam kerajaan Allah (Yoh. 3:3, 5).
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Tuhan Yesus mengemukakan suatu kalimat penting bahwa “jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah” (Yoh. 3:3). Dilahirkan kembali yang dimaksud Tuhan Yesus bukanlah kelahiran dalam pengertian jasmani seperti yang dipahami Nikodemus, namun kelahiran kembali secara rohani. Manusia yang telah mati rohaninya (terpisah dari Allah) karena dampak dosa, tentu tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah, maka ia perlu dihidupkan/dilahir-barukan terlebih dulu.

b.   Karena status kita sebagai manusia berdosa (Yoh. 3:6).
Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas bahwa perihal “Status” manusia yang adalah “mati” di hadapan Allah karena akibat dosa, tidak dapat diubah kecuali ia dihidupkan kembali oleh anugerah Allah. Hanya melalui anugerah tersebut, maka status kita menjadi berubah menjadi “ciptaan baru” (2 Kor. 5:17).

Kemudian pada ayat selanjutnya dalam Yohanes 3:6, Tuhan Yesus melanjutkan penjelasan-Nya dengan mengatakan bahwa “apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh”. Kata “daging” dalam kalimat ini merujuk pada kondisi manusia yang belum lahir baru. Suatu kondisi dimana manusia yang belum lahir baru tersebut akan selalu memiliki orientasi kehidupan yang mengacu pada perbuatan-perbuatan kedagingan dan keduniawian, sesat, dan hidup dalam dosa (lihat juga, Ef. 2:1-3). 

3. Bagaimana kita mengalamai kelahiran baru?

          Jawab. Kita mengalami kelahiran baru melalui dua cara yaitu dengan     Baptisan air dan karya Roh Kudus (Yoh. 3:5). 

“Kelahiran kembali/baru” merupakan syarat mutlak bagi semua orang jika ingin melihat/masuk ke dalam kerajaan Allah. Dengan kata lain, tanpa kelahiran baru, kita tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah (Baca, Yoh. 3:1-10). Kelahiran kembali/baru meliputi tiga tahapan, yaitu, Regenerasi (Pra pertobatan), Pertobatan, dan Baptisan.

          Regenerasi (Pra Pertobatan). Bagaikan tunas baru yang tumbuh setelah musim gugur, demikian gambaran proses regenerasi yang dilakukan oleh Allah Roh Kudus. “Regenerasi” merupakan suatu istilah yang menerangkan peran aktif Roh Kudus dalam mempertobatkan, dan memimpin  orang-orang pilihan untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi (Yoh. 3:8 ; 15:26; 16:8).

4. Bagaimana proses regenerasi terjadi?

          Jawab. Regenerasi terjadi diluar sepengetahuan kita karena seturut         dengan kehendak, waktu, serta pilihan kasih Allah sejak kekekalan (Rm. 8:29; Ef. 2:4-9). regenerasi  bahkan dikerjakan oleh Allah jauh sebelum orang-orang pilihan menyadarinya (Yoh. 3:8—kata “angin” dalam ayat ini bahasa Yun. adalah “Pneuma” yang juga dapat  diartikan/sama dengan karya Roh Kudus yang bekerja tanpa terduga  dan tak dapat dideteksi dari mana dan ke mana arah tujuannya). 

          Dalam proses ini, Allah bekerja melalui dua sarana dari dalam dan dari luar, untuk memanggil manusia berdosa kepada keselamatan. Sarana pertama dari dalam yaitu hati nurani. Hal ini merupakan peran aktif Roh Kudus yang  bekerja dalam hati nurani orang berdosa, menginsafkannya akan dosa, mengaruniakan iman, dan kemudian memimpinnya berjumpa dengan Kristus. Dan sarana dari  luar adalah Firman Tuhan. Firman Tuhan (berita Injil) yang diberitakan menjadi semacam “suara alarm” yang membangunkan dan memanggil mereka (orang-orang percaya) dari kehidupan lama menuju kehidupan di dalam Kristus. Itu sebabnya meskipun banyak orang yang mendengar pemberitaan Injil, namun hanya sedikit orang yang mampu merespon dan percaya. Orang-orang    tersebut adalah orang-orang pilihan yang memperoleh dan regenerasi  oleh Allah.

5. Apakah proses regenerasi juga melahirkan iman?

          Jawab. Ya! Perlu diperhatikan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada Kristus kalau bukan karena anugerah Allah  (Yoh. 6;44). Tidak ada yang dapat mengakui Yesus sebagai Mesias, sang Juruselamat jika bukan karena anugerah Allah (Mat. 16:17). Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan jika bukan karena penyataan Roh Kudus, yang juga didasari atas anugerah Allah (1Kor. 12:3). Maka dalam peristiwa    regenerasi ini, Allah bukan hanya menyelamatkan orang-orang pilihan, namun juga mengaruniakan iman kepada mereka sehingga mereka mampu merespon panggilan anugerah Allah.

          Pada peristiwa ini, sekali lagi kita menyaksikan demonstrasi kasih Allah Tritunggal dalam menyelenggarakan karya penyelamatan bagi umat pilihan-Nya tanpa andil manusia di dalamnya. Sehingga semuanya hanya karena anugerah Allah semata. 
  
Pertobatan. Proses regenerasi yang dikerjakan oleh Roh Kudus, pada akhirnya melahirkan pertobatan yang sejati dalam kehidupan orang-orang pilihan. 

6. Apa yang dimaksud dengan Pertobatan?

Jawab. Pertobatan (Metanoia—Yun) adalah Perubahan radikal dalam pikiran dan tindakan dari kecenderungan perbuatan dosa kepada kebenaran. Perubahan   demikian merupakan karya Roh Kudus yang terus mengingatkan dan mendorong orang percaya untuk menyesali dosanya dan kemudian berubah—Rm. 12:2; Tit.3:5. 

Pertobatan dalam kehidupan orang percaya terjadi dua kali. Pertama,  pada saat pra baptisan (momentum awal), dan kedua pasca baptisan  (pertobatan yang terus menerus, suatu perjuangan untuk hidup kudus di hadapan Allah hingga di akhir kehidupan).

Kesadaran akan dosa dan pertobatan, merupakan peran aktif Allah yang supranatural bagi manusia berdosa, sehingga dengan kesadaran, mereka menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat melalui baptisan air. Sebaliknya, tanpa kesadaran akan dosa serta keputusan pertobatan yang serius, baptisan hanya akan menjadi ritual agamawi yang tidak bermakna. Hal ini sekaligus menjadi sebuah peringatan bahwa pertobatan yang dialami seseorang tersebut bukanlah pertobatan yang sejati.

          Baptisan Air. Baptisan air merupakan prosesi gerejawi yang dijalankan atas dasar keputusan akhir dari seseorang yang lahir baru. Jika regenerasi dan pertobatan terjadi dalam diri orang yang bertobat, maka baptisan terjadi di luar dirinya sebagai ungkpan komitmen iman dapn pertobatan yang tak terlihat tersebut.

7. Apa yang dimaksud dengan "Baptisan"?

             Jawab. Kata Baptis berasal dari kata Yunani "Baptizo" atau "Bapto", yang berarti mencelupkan atau membenamkan sesuatu ke dalam air kemudian mengeluarkannya. Hal ini seringkali dipraktekkan oleh para Imam di Bait Allah dalam ritual penyucian benda-benda yang dikuduskan. Dalam Perjanjian Baru, baptisan dipraktekkan sebagai upacara pembersihan diri dari dosa. Dalam pengajaran gereja lokal (Penulis - GPI Immanuel) Baptisan dipraktekkan dengan cara selam.

8. Apa makna dari baptisan air?

          Jawab. Makna dari baptisan air dijelaskan oleh Rasul Paulus dalam  surat Roma 6:3-8, yang menerangkan bahwa baptisan air berarti   “Kita memberi diri untuk bersatu dengan Kristus dalam kematian-Nya, kebangkitan-Nya, serta kehidupan baru didalam-Nya”. Dengan demikian terdapat tiga pesan penting mengenai makna baptisan air,

a.    Bersatu dalam kematian-Nya (Ay.6-7). Manusia lama kita yang berdosa dengan segala kutuk dan kejahatan kita, sudah disalibkan bersama-sama dalam kematian Kristus.
b.   Bersatu dalam kebangkitan-Nya (Ay.8; Yoh. 6:40). Kita dibangkitkan dalam kehidupan yang baru dengan status yang baru sebagai “Anak-anak Allah” yang telah didamaikan dengan Bapa, serta menjadi ahli waris dalam kerajaan Sorga. Relasi yang terputus oleh dosa Adam dan dosa kita, kini telah didamaikan oleh salib Kristus, sehingga kita tidak lagi berada di bawah kuasa maut dan kutuk.
c.    Bersatu dalam kehidupan baru bersama-Nya (Gal. 2:20; Fil.1:21-22a). Memulai hidup baru yang bertanggung-jawab dalam iman dan pengharapan, tekun melayani, bertumbuh dalam pengenalan yang benar, serta berbuah bagi kemuliaan Tuhan.  

9. Mengapa kita perlu dibaptis? 

          Jawab. Terdapat tiga alasan mengapa kita perlu dibaptis:
1.   Sebagai pemenuhan sakramen gerejawi yang didasari atas perintah Tuhan Yesus (Mat. 28:19).
2.   Sebagai upacara/tradisi gereja pengganti sunat (Fil. 3:3) dan sebagai simbol pembersihan diri dari dosa-dosa (Mrk. 1:4).
Perlu diperhatikan bahwa upacara baptisan air dalam konteks pembersihan dosa yang dimaksud, hanya dibatasi dalam pengertian simbolis (gambaran). Artinya pembaptisan air ini tetap merujuk pada karya Kristus yang adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, bukan dalam pengertian bahwa “baptisan air menghapus dosa manusia”, sehingga seolah-olah baptisan menjadi ritual penghapusan dosa yang terpisah dari karya Kristus. Baptisan tidak menghapus dosa manusia jika manusia tersebut tidak beriman dan percaya pada Pribadi dan karya Kristus.
3.   Sebagai simbol komitmen pribadi di hadapan Tuhan dan Jemaat, serta persekutuan dalam tubuh Kristus yaitu jemaat gereja lokal (Ef. 2:19).
4. Sebagai komitmen dan tanda bahwa seseorang telah menjadi Murid Kristus (Mat. 28:19).

          Baptisan merupakan syarat mutlak serta bentuk komitmen pribadi kita di hadapan Allah dan Jemaat, ketika kita memberi diri untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Jurusemat. Baptisan juga merupakan suatu momentum permulaan kehidupan baru, dimana kita memulai suatu kehidupan yang berkomitmen dalam kebenaran serta persekutuan dengan Tuhan, sampai Ia datang menjemput kita.
                
 
Diskusikan:

1.   Apa yang dimaksud dengan “kelahiran kembali/lahir baru”?
2.   Siapakah yang mengerjakan kelahiran baru dalam pribadi orang percaya?
3.   Apakah yang dimaksud dengan “Metanoia”?
4.   Sebutkan beberapa contoh dari ciri-ciri pertobatan yang sejati?
5.   Sebutkan alasan mengapa Saudara perlu dibaptis?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar