I.
DOSA DAN KESELAMATAN.
Tujuan: Pada
pelajaran ini, kita akan belajar mengenai dua tema besar dalam iman Kristen,
yaitu “Dosa” dan “Keselamatan”. Terdapat dua tujuan utama yang hendak dicapai.
Pertama, peserta PA diharapkan dapat memahami pengajaran dasar tentang dosa, keberdosaan
manusia, serta dampak yang disebabkan oleh dosa. Tujuan yang kedua, peserta PA dapat
memahami pengajaran dasar tentang keselamatan, yang meliputi berbagai aspek
keselamatan dalam iman Kristen, serta hal-hal penting yang menjadi perbedaan
antara konsep keselamatan dalam iman Kristen dan konsep kepercayaan lain.
I.1. Dosa.
“Dosa” merupakan kata yang secara umum
digunakan oleh masyarakat di sekitar kita dengan beragam interpretasi dan
pengertian. Misalnya dalam pemberitaan media masa kita sering menjumpai
kalimat-kalimat seperti, “Terjadi kecelakaan yang merenggut jiwa-jiwa tak
berdosa”,atau, “Anak-anak tak berdosa itu ditelantarkan orang tuanya”. Contoh-contoh
tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa pemahaman mengenai dosa telah
mengalami degradasi makna dari kebenaran firman Tuhan, sehingga dosa dalam
pemahaman masyarakat sekuler (dan juga sebagian besar umat Tuhan) terkesan dangkal dan
tidak berbahaya.
Berbeda dari pandangan sekuler di
atas, Alkitab menekankan hal sebaliknya. Kejatuhan Adam dalam dosa
mengakibatkan kematian, kutuk, penderitaan dansemua kekacauan di dalam dunia
ini. Itu berarti dosa merupakan suatu kondisi yang sangat serius dan mendesak
untuk segera ditangani. Pemahaman yang benar mengenai konsep dosa dalam pengajaran iman Kristen akan menuntun Saudara untuk memutuskan hal terpenting dalam hidup Saudara, yaitu
berjumpa
dengan Sang Juruselamat.
1.
Apa yang dimaksud dengan Dosa?
Jawab. Dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah. Kata “Dosa” dalam PL adalah “Chatta’th” (Ibr.),
sedangkan dalam PB adalah “Hamartia” (Yun.)
yang secara sederhana berarti“Meleset dari sasaran”
atau “Tidak kena sasaran”. Sasaran yang dimaksud disini adalah hukum-hukum yang telah Allah tetapkan.(1 Yoh. 3:4: Rm. 3:23).
2. Bagaimana dosa masuk
dalam kehidupan umat manusia?
Jawab. Dosa masuk dalam kehidupan
umat manusia melalui dua cara, yaitu:
a. Dosa asal/waris (Kej. 5:3; Mzm.
51:5; 58:4;Rom. 5:12).
Dosa
asal/waris merupakan dosa yang diturunkan oleh leluhur kita. Kita (umat
manusia) adalah keturunan Adam yang secara otomatis mewarisi tabiat dan sifat
dosanya. Ketika kita lahir, kita mewarisi DNA orang tua kita yang mana di
dalamnya terdapat rupa, bentuk fisik, sifat, watak, bahkan hingga beberapa
jenis penyakit tertentu. Demikian halnya dengan natur dosa asal/waris yang kita
terima dari Adam.Ketika Adam berbuat dosa, kita, umat manusia telah berada
dalam benihnya Adam, maka ketika Adam jatuh ke dalam dosa, secara otomatis kita
pun turut jatuh, terbuang, dan berdosa (Ayb. 14:4).Sebaliknya, ketika kita
melakukan perbuatan dosa, kita pun akhirnya menyadari bahwa tabiat dosa Adam
yang diwariskan itu, ternyata ada dan eksis di dalam kita (umat manusia).
Dosa
waris/asal ini juga berkaitan erat dengan “status” manusia sebagai hamba dosa
(Yoh. 8:34; Rm. 6:6-22). Jika status manusia adalah hamba dosa, maka ia
selamanya merupakan budak dosa (Kej. 6:5). Hal ini sama halnya dengan suatu
bangsa yang mengalami kekalahan, tak berdaya, dan diberbudak. Bangsa tersebut
tidak bebas dan tidak dapat berbuat apapun selain mengikuti kehendak Bangsa
yang memperbudak mereka. Demikianlah keadaan manusia yang menjadi hamba dosa.Ia
tidak dapat berbuat apa-apa selain takhluk kepada perbuatan-perbuatan dosa (Rm.
6:16; 7:14-15).RC
Sroul, salah seorang hamba Tuhan, merangkum pengalaman dosa manusia ini dengan
mengatakan bahwa, “Kita menjadi berdosa bukan karena kita melakukan perbuatan
dosa. Sebaliknya, kita melakukan perbutan-perbuatan dosa oleh karena kita
adalah orang berdosa.”
c. Dosa pribadi (Yes. 53:6; Yer. 17:9;
Mzm. 1:2-3; 51:5; Pkh. 7:20; Rm. 3:10-12, 23).
Dosa
waris merupakan benih yang tak kelihatan bagi dosa-dosa pribadi yang muncul
dalam perbuatan manusia di kemudian hari. Suatu kondisi yang membentuk umat
manusia berpotensi untuk terus-menerus membuahkan dosa yang semakin banyak
dalam hidupnya.
Dosa
pribadi adalah perbuatan-perbuatan dosa/pelanggaran /kejahatan yang kita
lakukan baik secara aktif (tahu tetapi melanggar—Mzm. 51:5) maupun pasif (tahu
tetapi tidak melakukan—Yak. 4:17). Dosa pribadi teraktualisasi melalui tiga
bentuk praktek, yaitudosa dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
3.
Dampak apa sajakah yang disebabkan oleh dosa?
Jawab.
Dosa menyebabkan dampak-dampak serius yang mematikan dalam kehidupan manusia. Berikut beberapa di antaranya:
a.
Kematian. Pelanggaran terhadap hukum
Allah (dosa) berakibat kematian. Semua pelanggaran/dosa
sama besarnya dan sama beratnya di hadapan Allah. Tidak ada dosa kecil atau
besar, natur kekudusan Allah tidak dapat berkompromi dengan dosa sekecil
apapun. Oleh sebab itu semua bentuk dosa memiliki upah yang sama yaitu maut/kematian. Dosa mengakibatkn manusia
mengalami tiga rangkap kematian.
1. Kematian Rohani
(Terputus/terusir dari persekutuan dengan Allah—Kej. 3:23). Tanpa persekutuan
dengan Allah yang sejati, maka secara rohani manusia telah berada dalam status
kematian.
2. Kematian Jasmani
(Kembali menjadi debu tanah—Kej.3:19).
3. Kematian Kekal
(Keterpisahan selamanya dengan Allah dan menderita dalam penghukuman kekal—Why.
2:11; 20:6, 14; 21:8).
b. Kerusakan Alam (Tanah menjadi
terkutuk, hasilnya semak duri—Kej. 3:17-18, Hewan dikorbankan—Kej. 3:21, Eksploitasi alam dan hewan).
c. Penderitaan (Kesakitan/penyakit, Egosentris,
Susah payah mencari nafkah—Kej. 3:16-19, Terjadi pembunuhan—Kej.
4:8, Kejahatan dimana-mana—Kej.6:5; 8:21, Penyimpangan
Seksual—Kej. 19:5, Penghukuman—Mik. 6:13, Hati nurani yang
tercemar—Tit. 1:15).
Dosa bersifat universal, demikian pula
dengan dampak yang ditimbulkannya. Ungkapan-ungkapan yang sering dikatakan
seperti “Tidak ada manusia yang sempurna”, atau “Berbuat kesalahan itu
manusiawi” merupakan gambaran umum tentang bagaimana umat manusia secara tidak
langsung mengakui bahwa sifat dosa itu melekat secara umum pada manusia tanpa
terkecuali.
Diskusikan
:
(1).
Menurut Saudara/i apakah semua manusia berdosa?
(2). Bagaimana dengan pernyataan “Manusia
dilahirkan bagaikan kertas putih (tanpa
dosa)”, apakah Saudara/i menyetujuinya? Mengapa?
(3). Jika semua manusia (dan juga
saya) adalah orang berdosa dan berada dalam kuasa maut, maka apa yang menjadi
kebutuhan utama saya (dan umat manusia)?
“Dosa yang paling besar bukanlah
dosa yang terbesar. Dosa yang paling besar adalah orang berdosa yang tidak mau mengakui
keberdosaannya.”(Pdt. Stephen Tong).
___________________________________________________________________
I.2. Keselamatan.
Keselamatan merupakan tema sentral
dalam Alkitab. Kisah penyelamatan Nuh, Umat Israel dari Mesir, dari musuh,
penyakit, dan kematian, adalah beberapa contoh bagaimana Allah berperan aktif
menyelamatkan umat-Nya. Namun dari semua kisah penyelamatan ini terdapat satu
janji keselamatan yang merupakan pokok pengajaran Alkitab dan kebutuhan utama
umat manusia semenjak
kejatuhan Adam dalam dosa, yaitu janji keselamatan dari perbudakan dosa dan
maut, melalui karya Kristus (Kej. 3:15; Mat.1 :21). Dalam pertemuan kedua ini, secara khusus kita akan belajar mengenai tema penting ini, keselamatan dari perbudakan dosa dan maut.
1. Apa yang dimaksud
dengan
keselamatan?
Jawab.
Kata “keselamatan” dalam bahasa Yunani adalah Soterion yang berarti “keselamatan”, “diselamatkan”,
atau
“menyelamatkan". Dalam konteks pengajaran ini berarti, Allah
menyelamatkan
umat- Nya dari perbudakan dosa dan hukuman kekal.
2. Dapatkah kita menyelamatkan diri
sendiri?
Jawab.
Tidak!
Alkitab secara konsisten memberi kesaksian bahwa manusia tidak dapat
menyelamatkan dirinya. Status kita (umat manusia) dihadapan Allah telah berada
dalam keadaan mati (Kol.2:13), maka tidak akan mungkin kita dapat menyelamatkan
diri sendiri. Perhatikan, dapatkah orang mati/sekarat mampu menyelamatkan
dirinya?
Kemudian perlu diperhatikan bahwa konsep keselamatan
Kristen
yang berpusat
pada Allah
menjadi
perbedaan
mendasar dengan konsep keselamatan kepercayaan
lain (Lihat gambar 1). Dengan kata lain, Allah Tritunggal merupakan penggagas dan pelaksana karya keselamatan itu, manusia sama sekali tidak memiliki andil di
dalamnya (Kej. 3:9; Rm. 11:6). Dari karya Allah inilah maka muncul istilah “Kasih Karunia” atau “Anugerah”. Singkatnya, kekristenan berpusat pada anugerah serta karya Allah dalam Kristus, tidak memungkinkan bagi manusia berdosa
untuk menyelamatkan dirinya.
3. Jika karya
keselamatan merupakan anugerah Allah, maka bagaimanakah/apakah respon/peranan
kita?
Jawab. Kita hanya perlu merespon
karya penyelamatan tersebut dengan Iman percaya
kepada Kristus (Rm. 10:9-10; Ef. 2:8). Sebagai catatan,
perlu diingat bahwa Iman yang kita
peroleh ini pun merupakan anugerah/ pemberian
Allah (Rm. 12:3; 1 Kor. 12:9; Ef. 2:8). Maka respon iman Saudara pun
sesungguhnya merupakan bagian dari
karya keselamatan yang Allah kerjakan dalam hidup Saudara, sesuai dengan kedaulatan, kasih dan pilihan-Nya.
Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah perihal “Iman” dalam konteks ini.
Iman yang dimaksud bukanlah suatu pengakuan
bahwa “aku percaya” saja, atau
suatu pengakuan karena keterpaksaan
atau juga karena ketakutan atas
penghukuman Allah. Iman demikian adalah
iman palsu yang sama dengan “iman para setan” (Yak.2:19).
Iman kristiani sejati sebagai respons keselamatan dalam konteks ini adalah bentuk iman yang dilandasi atas sikap
hormat kepada Allah, serta kesadaran
akan dosa dan kebutuhan akan Juru selamat, yang di kemudian hari nampak
dalam perbuatan nyata (Yak.
2:20, 26). Dalam istilah latin, iman demikian disebut “Fides Viva”, suatu iman yang dipraktekkan, yang hidup, dan yang berbuah sesuai kebenaran firman Tuhan. (bahasan
mengenai tema ini akan dibahas secara
khusus pada PA berikutnya).
4. Dengan cara apakah
Allah menyelamatkan manusia?
Jawab.
Dengan jalan mengutus
Anak-Nya yang tunggal untuk mati menggantikan Saudara dan saya (Yoh. 3:16).
Kematian Kristus di atas kayu salib merupakan kematian untuk menebus dosa-dosa
kita, dan menjadikan kita kudus di hadapan Bapa (Kej. 3:21 [Im. 17:11; Ibr.
9:22]; Yes. 53:5-8; Mat. 20:28; Yoh. 1:29; Gal. 2:20). Dalam istilah teologi
hal ini disebut sebagai konsep “Substitusi”, Kristus mengambil tempat kita
sebagai orang-orang yang terhukum. Dia mati menggantikan posisi Saudara dan
saya, agar hubungan yang terputus pasca kejatuhan Adam dan dosa-dosa kita,
didamaikan kembali oleh pengorbanan salib-Nya (Rm. 3:25; 5:11; 2 Kor. 5:8, 19;
Kol. 1:20; 1 Yoh. 2:2; 4:10).
Seperti
yang telah disinggung, konsep keselamatan antara kekristenan dan keyakinan lain
memiliki perbedaan yang singnifikan. Bukan hanya pada sentralitasnya, namun
juga pada metode/caranya. Namun perlu diperhatikan, wahyu Allah dalam Alkitab
senantiasa berbicara secara konsisten mengenai karya keselamatan. Mulai dari
rencana, caranya, hingga penggenapannya di dalam Kristus (lihat kronologis
ayat-ayat yang tercantum sebelumnya).
5.
Manusia diselamatkan
dari
apa?
Jawab.
Diselamatkan
dari
tiga
hal
berikut,
Ø
Murka Allah.
Di atas telah disampaikan bahwa sifat Allah yang kudus
tidak
memungkinkan
untuk bersanding dengan
dosa
umat
manusia. Bagi
manusia
berdosa, kekudusan Allah
seperti api yang menghanguskan (Kel. 24:17; Ul. 4:24). Namun perlu diperhatikan bahwa murka Allah bukan ditujukan kepada umat manusia, akan tetapi kepada keberdosaan mereka. Manusia
adalah
objek
kasih Allah akan
tetapi
keberdosaan
mereka
adalah
objek
dari
murka-Nya. Karena
keberdosaan
umat
manusia
adalah
natur/sifat
bawaan yang melakat
pada
dirinya
maka
secara
tak
terhindarkan
semua
manusia
jatuh di bawah
penghukuman
murka Allah.
Maka
manusia
berdosa
perlu
diselamatkan
dari
murka Allah.
Ø
Kuasa Dosa.
Diselamatkan dari kuasa dosa berarti kita dibebaskan dari status kita
sebagai
budak
dosa (Rm. 7:14),
dan
berpaling
menjadi
hamba
Kristus
dan
kebenaran (Rm. 6:18).
Ø
Kuasa Maut.
Seperti yang telah disampaikan
bahwa upah dosa ialah maut. Maka kebutuhan akan
penyelamatan umat manusia terhadap kuasa maut merupakan bagian dari
karya keselamatan Allah di dalam Kristus. Dalam hal ini mereka yang dilahir-barukan
oleh kuasa Roh Kudus, tidak akan mengalami kematian ke dua (keterpisahan kekal
dari Allah—Why. 20:6).
Gambar
1. Tabel Perbandingan.
Agama Lain Kristen
Berpusat pada Manusia (Antroposentris).
|
Berpusat
pada Allah
(Theosentris)
|
Menekankan pada perbuatan etika dan moral
|
Menekankan pada pribadi dan karya Kristus (Sola Cristo)
|
Menekankan pada ritual serta
peraturan-peraturan
(taurat)
|
Menekankan pada iman percaya
(Sola Fide)
|
Keselamatan diperoleh dari usaha perbuatan baik, amal, dan
ibadah.
|
Keselamatan merupakan anugerah Allah (Sola Gratia)
|
Bermuara pada ketidak-pastian karena berpusat pada konsep buatan manusia.
|
Bermuara pada kepastian karena berpusat pada Allah, dan
dijamin
oleh Allah.
|
Diskusikan:
1. Apakah perbuatan
baik dapat menyelamatkan?
2. Apakah ada jalan
keselamatan lain di luar Kristus?
3.
Jika Saudara/i tidak mampu menyelamatkan diri sendiri, maka bersediakah
Saudara/i menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar