Rabu, 07 Maret 2018

RENUNGAN : DOSA BUKAN PERBUATAN TETAPI STATUS


Nas : Mazmur 51:5 (TB) Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

______

          Dosa merupakan salah satu istilah yang paling sensitif ketika dibicarakan. Kata ini seolah-olah telah usang, kolot, dan hanya cocok dibicarakan di bangku-bangku Gereja oleh orang-orang tua, namun tidak cocok bagi generasi millennial saat ini. Akan tetapi di sinilah letak kegagalannya. Karena pemahaman membentuk pemikiran dan respon tindakan kita dalam kehidupan praktis, maka ketidak-pahaman kita terhadap dosa akan berakibat sangat fatal. Itu sebabnya, beberapa orang menganggap bahwa mereka tidak berdosa, karena dosa dipahami sebagai suatu tindakan pelanggaran yang aktif. Hidup baik tanpa berbuat kejahatan, berarti hidupnya tidak berdosa. Demikian pemahaman mereka.

          Namun Alkitab memberitahukan kita hal yang sebaliknya. Dosa pada mulanya tidak berkaitan dengan perbuatan aktif, akan tetapi berkaitan dengan status. Kita menjadi berdosa bukan karena perbuatan dosa, kita melakukan perbuatan dosa oleh karena status kita sebagai budak dosa. Daud, dalam Mazmurnya sangat menyadari akan status Keberdosaannya, sehingga tanpa ragu Ia menulis wahyu Allah dengan tegas bahwa, "dalam dosa aku dikandung ibuku." Dosa bukan lahir dari perbuatan, tetapi sebaliknya, perbuatan dosa membuktikan bahwa benih dosa telah ada dalam diri semua manusia, bahkan semenjak dalam kandungan, sehingga tanpa diajari, hidup manusia akan terus menerus membuahkan dosa. Hal ini merupakan Kebenaran mutlak mengenai kondisi manusia--terutama Saudara dan saya. Karena dosa adalah status, maka berbuat atau tidak berbuat dosa, kita tetap adalah orang berdosa.

          Pengajaran mengenai status dosa manusia di atas menghantar kita pada satu pertanyaan penting, "Bagaimanakah kita dapat terbebas dari status kita sebagai hamba dosa?". Alkitab memberitahukan kepada kita jawabannya, (Ef. 1:7) "Sebab di dalam Dia (Yesus Kristus) dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya." Kristus adalah jawabannya! Tidak ada jawaban lain yang disediakan Allah ketika kita ingin menyelesaikan permasalan dosa-dosa kita, selain daripada salib Kristus. Memasuki masa pra Paskah ini, saya mengajak Saudara terkasih untuk merefleksikan status keberdosaan kita di hadapan Tuhan, dan saya berdoa semoga Tuhan menganugerahi Roh Kudus-Nya sehingga memimpin hidup Saudara untuk berjumpa dengan sang Juruselamat. Amin! Tuhan memberkati Saudara.

Salam,
yb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar