Nas : Amsal
20:6 (TB) Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia,
siapakah menemukannya?
________
Jika Saudara bertanya tentang hal
apakah (selain kasih) yang mampu mempertahankan komitmen seorang pelayan dapat
terus melayani Tuhan, maka jawabannya adalah kesetiaan. Kesetiaan adalah bukti
kasih yang paling konkret dari seorang hamba Tuhan dalam memenuhi panggilan
pelayanannya. Kesetiaan membutuhkan daya tahan yang tidak mudah, karena untuk
menjadi seorang pelayan Tuhan yang setia, ia harus berjuang sampai di garis
akhir pelayanannya. Om Hengky pernah berkata bahwa, "Kesetiaan diuji oleh
waktu, dan terbukti di akhir perjalanan hidup seseorang." Dengan kata
lain, Seseorang baru dapat dikatakan setia, ketika ia berhasil membuktikan
komitmen imannya dalam melayani Tuhan hingga di akhir hidupnya.
Bagi Rekan-rekan, pelayanan Om Hengky
kemarin (Minggu, 05/03/2018) mungkin hanya terlihat sebagai pelayanan yang
biasa saja, namun tentu tidak demikian bagi penulis. Dalam keadaan fisik yang
kurang baik (harus melayani di atas kursi roda), Beliau memberikan suatu contoh
dan teladan iman bagi kita, generasi muda Gereja, tentang makna penting dari
sebuah kesetiaan. Terutama kesetiaan dalam melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya.
Tulisan ini tentu tidak dimaksudkan untuk menonjolkan pelayanan Beliau, karena
memang masih banyak contoh lain yang juga memberkati, namun karena Beliau
adalah Gembala kita, maka kita bukan hanya mendengar tentang kesaksian imannya,
namun juga menyaksikan bagaimana demonstrasi dari kesetiaannya, sebagaimana
yang kita saksikan dalam pelayanan kemarin.
Kitab Amsal dalam bacaan di atas
merefleksikan dua hal. Pertama, orang baik, dan yang mengaku baik itu banyak.
Saudara, untuk menjadi orang baik, Saudara cukup melakukan satu atau dua
kebaikan bagi orang lain, dan Saudara sudah dapat terlihat sebagai orang baik.
Namun tidak bagi orang yang setia. Kesetiaan memerlukan proses dan komitmen
yang bulat. Seperti dijelaskan di atas, bahwa untuk menjadi orang yang setia,
kita tidak cukup satu kali setia. Hari ini setia, dan besok tidak. Untuk
menjadi seorang yang setia itu harus dibuktikan dalam komitmen di berbagai
situasi, hingga di garis akhir kehidupan. Kesetiaan yang sejati dibuktikan
dengan komitmen dan tindakan praktis yang dipraktekkan hingga di penghujung
kehidupan kita.
Melalui tulisan singkat ini, kiranya
kita generasi muda GPI IMMANUEL, dapat belajar tentang komitmen iman dan
kesetiaan untuk melayani Tuhan dari Gembala kita terkasih, Bpk. Pdt. Hengky,
meskipun dalam keadaan fisik yang kurang baik, namun tetap setia melayani,
seperti nasihat Rasul Paulus, (2 Tim. 4:2) "Beritakanlah firman, siap
sedialah baik atau tidak baik waktunya," Amin! Dukung
dan doakan selalu bagi Bapak dan Ibu Gembala kita. Tuhan Yesus memberkati!
Salam,
yb.
yb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar