Materi
PA Baptisan Air (Bag. II).
Oleh: Yosep Belay.
(Regenerasi - Pertobatan - Baptisan Air)
. Tujuan : Pada pelajaran kali ini tujuan yang hendak dicapai adalah Peserta PA diharapkan dapat memahami dan mengamalkan pengajaran iman Kristen tentang kelahiran kembali, regenerasi, pertobatan, dan baptisan Air yang sesuai dengan kesaksian Firman Tuhan.
Kondisi dan
status keberdosaan manusia tidak memungkinkan ia untuk masuk ke dalam kerajaan
Allah, maka satu-satunya jalan yang dikehendaki Tuhan sesuai dengan firman-Nya adalah
dengan cara dilahir-barukan.
1.
Apa yang dimaksud dengan “Lahir Baru”?
Jawab.
Lahir baru/kelahiran kembali adalah suatu kondisi dimana orang percaya mengalami transformasi
kehidupan (diubahkan dari kehidupan lama dalam dosa menjadi kehidupan baru dalam kebenaran)
yang dikerjakan oleh Allah Tritunggal.
2. Mengapa kita perlu
dilahirkan kembali?
Jawab. Terdapat
dua alasan mengapa kita perlu dilahirkan kembali;
a. Karena
tanpa kelahiran baru manusia tidak dapat melihat dan masuk ke dalam kerajaan
Allah (Yoh. 3:3, 5).
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus,
Tuhan Yesus mengemukakan suatu kalimat penting bahwa “jika seorang tidak
dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah” (Yoh. 3:3).
Dilahirkan kembali yang dimaksud Tuhan Yesus bukanlah kelahiran dalam
pengertian jasmani seperti yang dipahami Nikodemus, namun kelahiran kembali
secara rohani. Manusia yang telah mati rohaninya (terpisah dari Allah) karena
dampak dosa, tentu tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah, maka ia perlu
dihidupkan/dilahir-barukan terlebih dulu.
b. Karena
status kita sebagai manusia berdosa (Yoh. 3:6).
Pada pertemuan sebelumnya kita telah
membahas bahwa perihal “Status” manusia yang adalah “mati” di hadapan Allah karena
akibat dosa, tidak dapat diubah kecuali ia dihidupkan kembali oleh anugerah
Allah. Hanya melalui anugerah tersebut, maka status kita menjadi berubah menjadi
“ciptaan baru” (2 Kor. 5:17).
Kemudian pada ayat selanjutnya dalam Yohanes 3:6,
Tuhan Yesus melanjutkan penjelasan-Nya dengan mengatakan bahwa “apa yang
dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah
roh”. Kata “daging” dalam kalimat ini merujuk pada kondisi manusia yang belum
lahir baru. Suatu kondisi dimana manusia yang belum lahir baru tersebut akan
selalu memiliki orientasi kehidupan yang mengacu pada perbuatan-perbuatan
kedagingan dan keduniawian, sesat, dan hidup dalam dosa (lihat juga, Ef. 2:1-3).
3. Bagaimana kita
mengalamai kelahiran baru?
Jawab.
Kita mengalami kelahiran baru melalui dua cara yaitu dengan Baptisan air dan karya Roh Kudus (Yoh. 3:5).
“Kelahiran
kembali/baru” merupakan syarat mutlak bagi semua orang jika ingin melihat/masuk
ke dalam kerajaan Allah. Dengan kata lain, tanpa kelahiran baru, kita tidak
dapat masuk ke dalam kerajaan Allah (Baca, Yoh. 3:1-10). Kelahiran kembali/baru
meliputi tiga tahapan, yaitu, Regenerasi (Pra pertobatan), Pertobatan, dan Baptisan.
Regenerasi
(Pra Pertobatan). Bagaikan tunas
baru yang tumbuh setelah musim gugur, demikian gambaran proses regenerasi yang
dilakukan oleh Allah Roh Kudus. “Regenerasi” merupakan suatu istilah yang
menerangkan peran aktif Roh Kudus dalam mempertobatkan, dan memimpin orang-orang pilihan untuk menerima Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi (Yoh. 3:8 ; 15:26; 16:8).
4. Bagaimana proses
regenerasi terjadi?
Jawab.
Regenerasi terjadi diluar sepengetahuan kita karena seturut dengan kehendak, waktu, serta pilihan
kasih Allah sejak kekekalan (Rm. 8:29;
Ef. 2:4-9). regenerasi bahkan dikerjakan
oleh Allah jauh sebelum orang-orang
pilihan menyadarinya (Yoh. 3:8—kata “angin” dalam
ayat ini bahasa Yun. adalah “Pneuma” yang
juga dapat diartikan/sama dengan
karya Roh Kudus yang bekerja tanpa terduga dan
tak dapat dideteksi dari mana dan ke mana arah tujuannya).
Dalam proses ini, Allah bekerja melalui
dua sarana dari dalam dan dari
luar, untuk memanggil manusia berdosa kepada keselamatan. Sarana pertama dari dalam yaitu hati
nurani. Hal ini merupakan peran
aktif Roh Kudus yang bekerja dalam hati
nurani orang berdosa,
menginsafkannya akan dosa, mengaruniakan iman, dan kemudian memimpinnya berjumpa dengan Kristus. Dan sarana dari luar adalah Firman Tuhan. Firman Tuhan
(berita Injil) yang diberitakan
menjadi semacam “suara alarm” yang membangunkan dan memanggil mereka (orang-orang percaya) dari kehidupan lama menuju kehidupan di dalam Kristus. Itu
sebabnya meskipun banyak orang
yang mendengar pemberitaan Injil, namun hanya sedikit
orang yang mampu merespon dan percaya. Orang-orang tersebut adalah orang-orang pilihan yang memperoleh dan regenerasi oleh Allah.
5. Apakah proses
regenerasi juga melahirkan iman?
Jawab.
Ya! Perlu diperhatikan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada Kristus kalau bukan karena anugerah Allah (Yoh. 6;44). Tidak ada yang dapat mengakui
Yesus sebagai Mesias, sang Juruselamat jika
bukan karena anugerah Allah (Mat. 16:17). Dan
tidak ada seorang pun yang dapat mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan jika bukan karena penyataan Roh Kudus, yang juga didasari atas anugerah Allah (1Kor.
12:3). Maka dalam peristiwa regenerasi ini, Allah bukan hanya menyelamatkan
orang-orang pilihan, namun juga
mengaruniakan iman kepada mereka sehingga mereka
mampu merespon panggilan anugerah Allah.
Pada peristiwa ini, sekali lagi kita
menyaksikan demonstrasi kasih Allah Tritunggal dalam menyelenggarakan karya penyelamatan
bagi umat pilihan-Nya tanpa andil manusia di dalamnya. Sehingga semuanya hanya karena
anugerah Allah semata.
Pertobatan. Proses
regenerasi yang dikerjakan oleh Roh Kudus, pada akhirnya melahirkan pertobatan
yang sejati dalam kehidupan orang-orang pilihan.
6. Apa yang dimaksud
dengan Pertobatan?
Jawab.
Pertobatan (Metanoia—Yun) adalah Perubahan radikal dalam pikiran dan tindakan dari kecenderungan perbuatan dosa kepada kebenaran. Perubahan demikian merupakan karya Roh Kudus yang terus mengingatkan dan mendorong orang percaya untuk menyesali dosanya dan kemudian berubah—Rm. 12:2;
Tit.3:5.
Pertobatan
dalam kehidupan orang percaya terjadi dua kali. Pertama, pada saat pra baptisan (momentum awal), dan
kedua pasca baptisan (pertobatan
yang terus menerus, suatu perjuangan untuk hidup kudus di hadapan Allah hingga di akhir kehidupan).
Kesadaran
akan dosa dan pertobatan, merupakan peran aktif Allah yang supranatural bagi manusia
berdosa, sehingga dengan kesadaran, mereka menerima Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat melalui baptisan air. Sebaliknya, tanpa kesadaran akan dosa serta
keputusan pertobatan yang serius, baptisan hanya akan menjadi ritual agamawi
yang tidak bermakna. Hal ini sekaligus menjadi sebuah peringatan bahwa
pertobatan yang dialami seseorang tersebut bukanlah pertobatan yang sejati.
Baptisan Air. Baptisan air merupakan prosesi gerejawi
yang dijalankan atas dasar keputusan akhir dari seseorang yang lahir baru. Jika
regenerasi dan pertobatan terjadi dalam diri orang yang bertobat, maka baptisan
terjadi di luar dirinya sebagai ungkpan komitmen iman dapn pertobatan yang tak
terlihat tersebut.
7. Apa yang dimaksud dengan "Baptisan"?
Jawab. Kata Baptis berasal dari kata Yunani "Baptizo" atau "Bapto", yang berarti mencelupkan atau membenamkan sesuatu ke dalam air kemudian mengeluarkannya. Hal ini seringkali dipraktekkan oleh para Imam di Bait Allah dalam ritual penyucian benda-benda yang dikuduskan. Dalam Perjanjian Baru, baptisan dipraktekkan sebagai upacara pembersihan diri dari dosa. Dalam pengajaran gereja lokal (Penulis - GPI Immanuel) Baptisan dipraktekkan dengan cara selam.
8. Apa makna dari
baptisan air?
Jawab.
Makna dari baptisan air dijelaskan oleh Rasul Paulus dalam surat Roma 6:3-8, yang menerangkan bahwa
baptisan air berarti “Kita memberi diri untuk bersatu dengan Kristus dalam
kematian-Nya, kebangkitan-Nya, serta kehidupan baru
didalam-Nya”. Dengan demikian terdapat tiga pesan penting mengenai makna baptisan
air,
a.
Bersatu dalam kematian-Nya
(Ay.6-7). Manusia lama kita yang berdosa dengan segala kutuk dan kejahatan
kita, sudah disalibkan bersama-sama dalam kematian Kristus.
b.
Bersatu dalam kebangkitan-Nya
(Ay.8; Yoh. 6:40). Kita dibangkitkan dalam kehidupan yang baru dengan status
yang baru sebagai “Anak-anak Allah” yang telah didamaikan dengan Bapa, serta
menjadi ahli waris dalam kerajaan Sorga. Relasi yang terputus oleh dosa Adam
dan dosa kita, kini telah didamaikan oleh salib Kristus, sehingga kita tidak
lagi berada di bawah kuasa maut dan kutuk.
c.
Bersatu dalam kehidupan baru
bersama-Nya (Gal. 2:20; Fil.1:21-22a). Memulai hidup baru yang
bertanggung-jawab dalam iman dan pengharapan, tekun melayani, bertumbuh dalam
pengenalan yang benar, serta berbuah bagi kemuliaan Tuhan.
9. Mengapa kita perlu
dibaptis?
Jawab.
Terdapat tiga alasan mengapa kita perlu dibaptis:
1. Sebagai
pemenuhan sakramen gerejawi yang didasari atas perintah Tuhan Yesus (Mat.
28:19).
2. Sebagai
upacara/tradisi gereja pengganti sunat (Fil. 3:3) dan sebagai simbol pembersihan diri dari
dosa-dosa (Mrk. 1:4).
Perlu diperhatikan bahwa upacara
baptisan air dalam konteks pembersihan dosa yang dimaksud, hanya dibatasi dalam
pengertian simbolis (gambaran). Artinya pembaptisan air ini tetap merujuk pada
karya Kristus yang adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, bukan
dalam pengertian bahwa “baptisan air menghapus dosa manusia”, sehingga
seolah-olah baptisan menjadi ritual penghapusan dosa yang terpisah dari karya
Kristus. Baptisan tidak menghapus dosa manusia jika manusia tersebut tidak
beriman dan percaya pada Pribadi dan karya Kristus.
3. Sebagai
simbol komitmen pribadi di hadapan Tuhan dan Jemaat, serta persekutuan dalam
tubuh Kristus yaitu jemaat gereja lokal (Ef. 2:19).
4. Sebagai komitmen dan tanda bahwa seseorang telah menjadi Murid Kristus (Mat. 28:19).
Baptisan merupakan syarat mutlak serta
bentuk komitmen pribadi kita di hadapan Allah dan Jemaat, ketika kita memberi
diri untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Jurusemat. Baptisan juga
merupakan suatu momentum permulaan kehidupan baru, dimana kita memulai suatu
kehidupan yang berkomitmen dalam kebenaran serta persekutuan dengan Tuhan,
sampai Ia datang menjemput kita.
Diskusikan:
1.
Apa yang dimaksud dengan “kelahiran
kembali/lahir baru”?
2.
Siapakah yang mengerjakan kelahiran
baru dalam pribadi orang percaya?
3.
Apakah yang dimaksud dengan “Metanoia”?
4.
Sebutkan beberapa contoh dari ciri-ciri
pertobatan yang sejati?
5.
Sebutkan alasan mengapa Saudara perlu
dibaptis?