Kamis, 19 April 2018

RENUNGAN : IMAN SEORANG PENDOSA

Nas:      Yosua 2:8-9, 11 (TB) Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan (Rahab) itu mendapatkan mereka di atas sotoh dan berkata kepada orang-orang itu: "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. ..., sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah."

______

          Kisah Rahab merupakan salah satu kisah Alkitab yang mengusik sekaligus menguatkan saya. Mengusik karena bagaimana mungkin seorang wanita penghibur memiliki kepekaan spiritual serta iman yang luar biasa hingga menyelamatkan ia serta keluarganya. Alkitab bahkan dengan terus terang menulis statusnya sebagai "perempuan sundal", sebuah penekanan yang benar-benar menjatuhkan. Namun Rahab memiliki sesuatu yang bahkan tidak dimiliki oleh sebagian besar umat Israel dan orang sebangsanya, Yerikho. Rahab memiliki iman yang menyelamatkan!

          Kisah Rahab menjadi peringatan keras bagi umat Tuhan yang kadang terlalu sibuk melihat "selumbar di mata saudaranya, namun lupa dengan balok di matanya!". Rahab, "perempuan sundal" itu mengajarkan tentang bagaimana seharusnya hidup yang beriman dan takut akan Tuhan itu. Sebuah teguran yang sangat keras! Sebuah teladan iman yang justru lahir dari tempat yang "kotor".

         Tentu saja pelajaran penting ini tidak dimaksudkan sebagai suatu teladan hidup yang menyangkut "profesi" Rahab, tetapi bagaimana respon imannya terhadap pesan Tuhan melalui situasi yang terjadi. Dan sebuah bentuk pembelajaran tentang pesan Kebenaran yang disampaikan dengan terus terang, agar semua umat Tuhan tahu dan mengerti bahwa kasih dan Anugerah-Nya itu tidak hanya terbatas pada tembok-tembok Gereja, namun juga menjumpai mereka yang adalah sampah masyarakat. Singkatnya, Tuhan tidak pernah melihat masa lalu kita, akan tetapi Ia melihat kesungguhan pertobatan kita. Saudara, di mata Tuhan, tidak ada manusia yang terlalu bersih sehingga tidak membutuhkan anugerah-Nya, dan tidak ada manusia yang terlalu "kotor" sehingga tidak dapat diubahkan oleh kasih-Nya. Tangan kasih-Nya sudah terulur dan sedang menanti Saudara, hampirilah Ia segera. Amin!

Tuhan mengasihi kita.
Salam,
yb.
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar