Catatan singkat bagi Prof. Hawking.
Oleh:Yosep Belay
https://www.pinterest.com/jman40/ |
Tidak seperti kebanyakan
orang, Prof. Hawking memiliki kelebihan langka seperti halnya penyakit yang Ia
derita, kecemerlangan pemikiran dan analisa sains khususnya dalam bidang
fisiknya begitu mengagumkan. Dari pemikirannya ini pula, Ia menjadi salah satu
pemikir sains abat ini yang paling diperhitungkan. Namun sebagai manusia, tentu
saja "no body is perfect".
Refeleksi singkat ini tidak dimaksudkan untuk
menunjukan bahwa seolah-olah saya dapat mengkritisi Prof. Hawking dan
menunjukan kelemahan dalam analisa sainsnya. Kritik ini hanya berupa beberapa
catatan sederhana dari perspektif teologis dan filosofis yang dapat menjadi
world view yang mungkin saja telah luput dari "kacamata" Sang Prof.
Beberapa catatan tersebut sebagai berikut:
1. "Bing Bang", the
ultimate theory of science. Seperti kebanyakan kritik yang diajukan oleh para
teolog dan filsuf bahwa asal mula dunia ini tidak dapat didasari atas teori
Bing Bang karena meskipun "Bing Bang" memiliki kebenaran, namun tentu
saja kita masih membutuhkan Tuhan untuk "menata puing-puing ledakan itu
menjadi seekor monyet ajaib yang tiba-tiba dapat hidup, bergerak, bernafas, dan
membangun koloninya". Lucu ya?... ya, tapi itulah keyakinan iman dari para
saintis ateis seperti Prof. Hawking.
2. "History of
time". Dalam bukunya yang terkenal mengenai asal mula waktu, Prof. Hawking
mengkritisi asal mula waktu yang kemudian Ia sampai pada kesimpulan bahwa
mustahil Tuhan ada karena sebelum adanya "Big Bang" segala sesuatu
belum ada termasuk waktu.
Prof. Hawking Sepertinya lupa,
atau mungkin prof. Hawking memiliki konsep Tuhan yang salah. Konsep Tuhan yang
"terkurung dalam ruang dan waktu" layaknya berhala-berhala yang tak
berdaya. Tentu saja konsep Tuhan demikian bukanlah konsep Tuhan dalam Iman
Kristen karena Tuhan dalam Iman Kristen merupakan Allah yang berada diluar
waktu (transenden), dan juga dapat berada di dalam ruang dan waktu (imanensi).
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa "waktu" hanya
berlaku bagi "ciptaan" bukan pencipta, karena ciptaan terbatas oleh
ruang dan waktu, sementara Sang Pencipta tidak!, Ia kekal dari kekal sampai
kekal, itulah Tuhan.
3. Wrong presupposition. Apa
yang menyebabkan Prof. Hawking menolak eksistensi Tuhan dan
kehidupan pasca mati adalah semata-mata karena Ia berdiri pada suatu
presuposisi sains serta world view yang kaku sehingga kesimpulan yang
dicapainya berakhir pada ateisme.
Sebagai penutup, sebenarnya
jika kita renungkan perjalanan hidup dari Prof. Hawking, sesungguhnya Allah
telah memberikan anugerah-Nya sehingga Prof. Hawking masih bisa hidup 49 tahun
lebih pasca vonis dokter. Kemudian Ia diberi kecerdasan untuk melihat kemuliaan
Allah dalam ciptaan, namun sampai sejauh ini Ia tetap "buta". Pada
akhirnya memang hanya anugerah Allah saja yang dapat memimpin hidup manusia
kepada-Nya.
Iman kepada Allah tidak menjadikan Kekristenan kehilangan
rasio, sebaliknya, sains meneguhkan iman, karena sains merupakan karya Allah dalam wahyu umum yang menyatakan
kemuliaan-Nya.
Soli Deo Gloria!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar