"Para Pemburu Tuhan"
(Matius 2:1-12)
Oleh: Yosep Belay
https://denzingerbergoglio.com/2015/04/28/si-todas... |
"Meskipun Tuhan tidak ada, pada akhirnya
kita akan mengadakan Dia juga", demikian ungkapan terkenal dari seorang
filsuf ateis Prancis, Voltaire. Tentu saja ungkapan demikian keliru, namun pada
segi tertentu ungkapan tersebut memiliki sisi Kebenaran lain. Suatu kebenaran
yang menyatakan bahwa semua manusia tidak dapat "melepaskan diri dari
Tuhan". Itu sebabnya terdapat sisi spiritual dalam diri manusia yang hanya
dapat diisi dengan kehadiran Tuhan. Hal ini sejalan dengan pandangan Agustinus
yang mengatakan bahwa Tuhan telah menciptakan kita dengan begitu unik, sehingga
hanya dengan kembali kepada Dia, maka hidup kita akan tenang."
Gambaran orang-orang majus dalam ayat tersebut
memberikan ciri umum dari pencarian manusia kepada Tuhan. Dimanapun terdapat kebudayaan manusia, di situ pasti terdapat jejak-jejak ritus agama, mulai dari agama purba hingga zaman post modern saat ini. Waktu boleh berlalu, teknologi boleh terus berkembang, namun pencarian manusia akan sosok ilahi tidak pernah berakhir. Di sini terlihat bahwa Agama dan Sains adalah instrumen yang Tuhan sediakan bagi
manusia dalam wahyu umum untuk "mencapai Diri-Nya", meskipun tentu
saja terbatas.
Keterbatasan inilah yang menjadikan nilay Agama
dan Sains tidak dapat "menjangkau" Tuhan. Maka satu-satunya cara
adalah dengan pewahyuan khusus dan penggenapannya melalui Inkarnasi Kristus.
Orang-orang majus yang tadinya merupakan para "pemburu Tuhan", kini
justru di buru oleh Kristus (Luk. 19:10). Perjumpaan dengan Kristus dalam
kesederhanaan palungan Natal, telah mengubah mereka menjadi para pemburu yang
"ditangkap" oleh Tuhan, sehingga mengubah kehidupan mereka menjadi
baru (perhatikan persembahan dan ketaatan mereka pada perintah Tuhan). Mereka yang berjumpa dengan
Kristus, tidak akan pernah sama lagi.
Agama
menghantar manusia sedikit lebih dekat ke tepi jurang dosa dan maut yang memisahkan dirinya
dengan Allah, namun hanya melalui salib Kristuslah tersedia jembatan penghubung kepada Allah (Yoh. 14:6). Bersediakah Saudara menerima-Nya?
Salam kasih...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar