Senin, 26 November 2018

RENUNGAN : KEAGUNGAN KRISTUS SANG FIRMAN.



PRA NATAL : KEAGUNGAN KRISTUS SANG FIRMAN.

ν ρχ ν Λόγος, κα Λόγος ν πρς τν Θεόν, κα Θες ν Λόγος . ... Κα Λόγος   σρξ  γένετο κα σκήνωσεν  ν  μν, (ωάννης 1:1, 14).

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ...Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,” (Yoh. 1:1, 14)

_________

          Isu kristologi sudah menjadi salah satu trending topik dalam diskusi teologis semenjak kehadiran dan pelayanan Kristus di dunia. Tidak ada tokoh di dunia ini yang paling terkenal, kontroversial, mengubah hidup jutaan manusia, serta diperdebatkan lebih dari dua millenium selain Yesus Kristus. Ia membuat ahli Taurat dan orang Farisi bertanya, “Siapakah Dia ini?” (Luk. 7:49), para Murid-Nya pun bertanya, “Siapakah gerangan Orang ini?” (Mrk. 4:41), Masyarakat umum juga ada yang menyebutnya sebagai, “Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." (Mat. 16:14), namun lucunya Iblis tahu Siapa Dia, dan bahkan sujud menyembah di hadapan Yesus, “Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" (Mrk. 5:6-7). Lantas Siapakah Dia menurut Anda?

          Di jaman modern saat ini pun Pribadi Kristus masih saja diperdebatkan. Ada yang menganggap Ia sebagai tokoh moral, sang revolusioner dari Yudaisme, ada yang menganggap Ia Nabi, dll. Berbeda dengan anggapan orang luar mengenai Dia, CS Lewis bahkan membuat tiga pilihan radikal. Lewis mengatakan, jika Kristus bukan Tuhan, maka pasti Ia hanyalah orang gila yang tidak pantas dipercayai. Tidak ada tempat bagi keyakianan bahwa “Ia adalah seorang Nabi atau Moralis” karena seorang Nabi dan Moralis tidak akan mengungkapkan kebenaran-kebenaran yang hanya patut Allah nyatakan (mengampuni dosa, menerima peyembahan, memliki eksistensi kekal), seperti yang dikatakan oleh Kristus. Seorang Nabi dan Moralis yang benar tidak akan mengungkapkan suatu kebohongan karena bertentangan dengan nurani dan panggilan mereka. Klaim ini yang membuat Lewis mampu meletakan pondasi apologetik yang kokoh bagi konsep kristologi modern.

          Meski demikian, kontroversi itu akan tetap terus ada sampai Ia datang ke dua kalinya. Dalam konflik kristologi demikian sebagai umat Tuhan kita dituntut untuk mempertanggung-jawabkan apa yang kita yakini terutama mengenai Pribadi dan karya Kristus. Rasul Yohanes memulai Injilnya dengan satu pernyataan Kristologi yang sempurna, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Tulisan Rasul Yohanes dilatar belakangi oleh konflik kristologi yang serius, maka Injilnya memberikan jawaban untuk melengkapi ketiga Injil lain bagi umat Tuhan pada saat itu dari perspektif “Kristologi tinggi”. Seperti halnya kita yang hidup di zaman yang skeptis serta sebagai persiapan masa pra Natal Kristus, ayat pertama dari Injil Yohanes menyatakan kebenaran kristologis yang menganggumkan. 

          Kebenaran mengenai keagungan Kristus pra inkarnasi, kasih-Nya kepada Saudara dan saya, dan kebenaran bahwa betapa keberdosaan kita sebagai manusia telah berdampak pada kematian kekal yang kemudian “memaksa” Kristus untuk datang ke dalam dunia bagi keselamatan kita. Kebenaran-kebenaran ini merupakan penyataan wahyu Allah yang sangat agung. Beragam agama-agama yang berkembang dalam kebudayaan manusia memiliki banyak kosep mengenai Allah yang penuh kasih dan pengampunan, namun satu hal terpenting yang kita perlu tahu bahwa hanya di dalam kekristenan lah Allah yang penuh kasih itu menyatakan kasih-Nya dengan bersedia berkorban bagi ciptaan-Nya yang bejat. Itulah Kristus, Sang Firman, Tuhan dan Juruselamat kita. Tidak ada konsep Allah yang penuh kasih dan rela berkorban sedemikian rupa dalam agama mana pun selain di dalam kekristenan.  

          Kebenaran ini juga secara tegas mengingatkan kita bahwa momentum Natal tidak hanya berfokus pada berita sukacita akan kedatangan Sang Penebus, namun juga berita dukacita mengenai kesadaran  dan konsekuensi dosa kita yang dipaku pada salib Kristus, sekaligus momentum refleksi pertobatan bagi kita. Natal secara paradoksal menyatakan kasih sekaligus penghukuman Allah yang digenapi melalui Kristus Yesus, Tuhan kita. Jika Saudara merasa bahwa kehidupan Saudara telah sempurna tanpa dosa dan pelanggaran, maka berita sukacita Natal ini tentu bukanlah untuk Anda, namun sebaliknya, jika kehidupan Saudara penuh dosa dan pelanggaran maka datanglah kepada-Nya karena, “Aku (Yesus Kristus) datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Mrk. 2:17). Selamat memasuki masa pra natal Kristus. (yb).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar