Kamis, 26 Juli 2018

RENUNGAN : CONQUER YOUR GIANT!



Nas    : 1 Samuel 17: 45-47, Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. ... dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu (Goliat) ke dalam tangan kami."

Bacaan        : 1 Samuel 17.

_____________

          Membaca kisah heroik Daud mengalahkan Goliat pada bacaan di atas memang sangat menginspirasi dan memotivasi iman (kisah ini bahkan telah terbit dalam beberapa judul buku dan film rohani. “Facing The Giant”, salah satunya yang paing terkenal). Meski inspiratif, namun tentu saja secara naluriah tidak ada satu orang pun termasuk bala tentara pasukan Saul yang bersedia “mati konyol” dengan mengambil keputusan seperti Daud. Gambaran ini mempresentasikan satu kebenaran universal bahwa pada dasarnya kita semua lebih memilih untuk mencari aman seperti pasukan tentara Israel. Kita bahkan cenderung menolak dan menghindar untuk menghadapi “Goliat” kita masing-masing. Akan tetapi karena konsekwensi dari kehidupan adalah permasalah dan pergumulan maka kita tidak dapat menghindar dari pergumulan hidup. “Tamu” yang tak diundang ini akan menghampiri tanpa melihat kondisi kita; siap atau tidak, “Goliat-goliat” itu pasti menghadang. Daud dalam kisah ini memberikan sebuah pengajaran iman yang luar biasa terutama bagi kita yang sedang berada dalam pergumulan hidup yang sukar.

          Saudara, Tuhan kadang-kala menempatkan kita pada posisi sulit dan tak terduga seperti Daud untuk melihat seberapa besar iman dan pengharapan kita kepada-Nya. Daud bukan seorang prajurit, ia hanya seorang peternak, anak kemarin sore yang kebetulan “nyasar” di medan pertempuran. Namun Daud memiliki cara pandang dan iman yang berbeda dari prajurit Israel yang berperang sehingga dia siap mengahadapi segala macam situasi. Dan ini yang menjadi kunci kemanangan Daud, ia memiliki iman, pengalaman iman, pengenalan akan siapa Allahnya (ay. 37, 45, 47) serta fokus hidup yang tertuju pada Allah. Hal ini merupakan perbedaan yang mencolok antara Daud dan pasukan Israel yang sedang berperang. Ketika para prajurit Israel berfokus pada kekuatan Goliat, sang raksasa yang menggetarkan mereka, Daud justru memilih untuk berfokus kepada Allah. Perhatikan jawaban yang Daud berikan kepada Goliat, “Engkau (Goliat) mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam...”. Daud tidak berfokus pada perawakan Goliat yang tinggi besar, tidak pada pengalaman perangnya, dan juga tidak pada pedang, tombak, lembing, tetapi pada “Nama Tuhan”. Daud tahu bahwa bersama Tuhan, Allah semesta Alam, Goliat si raksasa Filistin akan terlihat seperti bocah ingusan. Bersama Tuhan, Daud justru  berubah menjadi Malaikat maut bagi Goliat. Inilah pesan pertama yang kita peroleh dari Daud—Jangan berfokus pada pergumulan, tetapi fokuslah pada kuasa Tuhan, karena hanya bersama Tuhan kita mampu menghadapi dan melewati badai hidup kita.  bersama Tuhan, tidak ada Goliat yang tidak dapat ditakhlukkan!

          Pesan kedua adalah Tuhan menggunakan Goliat untuk mempromosikan Daud. Dengan kata lain Goliat adalah batu uji bagi Daud untuk ia naik level. Saudara, Tuhan tidak sembarangan membawa Daud ke medan peperangan. Daud mungkin saja sudah sering menghantarkan makanan kepada Kakak-kakaknya di medan peperangan, namun hanya pada momentum kehadiran Goliat lah, Daud tergerak untuk maju! Artinya Daud menyadari bahwa kehadiran Goliat merupakan waktunya Tuhan untuk mempertontonkan kuasa-Nya dan membawa Daud naik lebih tinggi! Hanya dengan menumbangkan Goliat lah, iman Daud dikuatkan, dan janji Tuhan mulai digenapi. Goliat adalah langkah awal Umat Israel mengenal siapa Daud, orang yang diurapi Allah itu. Saudara terkasih, menghadapi pergumulan hidup memang sangat tidak menyenangkan, namun jangan buru-buru untuk mengeluh apalagi kecewa dan undur dari Tuhan. Berdooa, bertanya dan bersabarlah, karena mungkin saja pergumulan yang Tuhan injinkan tersebut merupakan sebuah awal yang baik. Suatu awal atau momentum yang Tuhan sediakan untuk mempromosikan kita, atau mungkin juga suatu peringatan agar kita berbalik dan bersandar pada Tuhan. perhatikan dengan baik kalimat iman daud dalam ayat ini, “Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran!” Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran, luar biasa! Kuasa dan otoritas serta kemenangan dalam pergumulan hidup tidak terletak pada kekuatan kita, pada skill kita, pada harta kita, pada seberapa kaya, dan hebatnya orang-orang disekitar kita, tetapi pada tangan Tuhan! hanya bersama Tuhanlah kita mampu menakhlukkan “Goliat-goliat” dalam hidup kita. Ini adalah kunci kemenangan Daud, Ia mengandalkan Tuhan bukan kekuatannya (Yer. 17:5). Ubahlah cara pandang kita terhadap perguulan, karena pergumulan hidup merupakan kesempatan dan waktunya Tuhan untuk suatu tujuan yang mulia bagi kita, maka jangan kecewa, andalkan Tuhan selalu.

          Ketiga, menjadi kesaksian bagi umat Tuhan. Kelembutan dan kemurnian hati Daud terlihat dalam peristiwa ini. Kalilat yang ia ucapkan merupakan suatu konfirmasi yang sangat tegas, “supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing”. Daud menyadari betul bahwa dalam menghadapi Goliat, Tuhan memiliki suatu tujuan, yaitu mempermuliakan diri-Nya dan memperkenalkan kepada umat Tuhan, bahwa Allah yang mereka sembah adalah Allah yang setia dan dasyat! Tuhan memakai Daud untuk mempertontonkan karya Tuhan yang besar di depan mata umat-Nya yang skeptis. Maka Daud tahu bahwa pertempuran ini bukan tentang kemuliaannya, tetapi kemuliaan Tuhan, sementara ia hanya alat kemuliaan Tuhan. Kesadaran akan hal ini sangat penting, terutama bagi para pelayan dan hamba Tuhan karena ternyata masih banyak umat/hamba  Tuhan yang ketika dipromosikan Tuhan atau setelah melalui pergumulan berat dan selamat, menjadi  lupa diri. Menganggap bahwa semua itu hasil usahanya, kerja kerasnya, dan sebagainya, sehingga alih-alih menjadi saksi yang mempermuliakan Tuhan, justru sebaliknya, mempermuliakan diri sendiri. Daud tahu bahwa kemenangan yang akan ia peroleh merupakan suatu momentum yang Tuhan kehendaki untuk menjadi saksi demi meneguhkan iman umat-Nya. Seperti Daud, setelah keluar dari pergumulan dan menjadi pemenang, jangan lupa bahwa ada tangan Tuhan yang menopang kita sehingga kita tidak jatuh tergeletak, maka muliakanlah Tuhan dengan kesaksian kita agar umat Tuhan dipersiapkan untukmenghadapi “Goliat-goliat” mereka dengan iman dan pengharapan di dalam Kristus!

          Tiga hal teladan iman yang ditinggalkan Daud ketika menghadapi Goliat pada bacaan ini, kiranya menjadi pencerahan dan semangat untuk kita tekun berjuang dalam kehidupan, dengan iman dan mata yang tertuju pada Tuhan. Semoga Tuhan memampukan kita, Amin! Tuhan Yesus memberkati Saudara.

Salam,
yb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar