Rabu, 11 Juli 2018

RENUNGAN : HIDUP YANG DIPERSEMBAHKAN


Nas : 1 Tawarikh 22:19 (TB) Maka sekarang, arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari TUHAN, Allahmu. Mulailah mendirikan tempat kudus TUHAN, Allah, supaya tabut perjanjian TUHAN dan perkakas kudus Allah dapat dibawa masuk ke dalam rumah yang didirikan bagi nama TUHAN."

______

          Kehidupan kita yang serba sibuk seringkali mengalihkan fokus kita dari Tuhan kepada kesibukan-kesibukan harian yang tiada akhir. Apa yang paling penting kini mulai didegradasi oleh apa yang sesungguhnya kurang penting. Namun Tuhan terkadang punya cara tersendiri untuk memanggil kita dalam persekutuan kasih-Nya. Ia kadang menggunakan pergumulan hidup, sakit penyakit, dsb, untuk mengajak kita berhenti sejenak dari kesibukan-kesibukan yang ada dan berpaling pada-Nya.

          Ayat di atas menggambarkan hal yang serupa. Kehidupan umat Israel yang telah mapan, aman dan tenteram, perlu diingatkan kembali oleh Daud agar fokus hidup mereka tidak berpaling pada kesibukan-kesibukan harian yang bukan prioritas. Perintah firman Tuhan ini mengajak kita merefleksikan hidup kita mengenai tiga hal, 1). Arahkan hati dan jiwa untuk mencari Tuhan. Seringkali kita hanya "mencari Tuhan" sekedarnya. Kata "arahkan hati dan jiwa" seharusnya menjadi standar utama dalam mencari wajah Tuhan. Dengan kata lain, ketika kita berdoa dan beribadah, kita melakukannya dengan segenap hati dan jiwa kita, bukan karena rutinitas harian, atau karena dalam keadaan terpuruk saja. Segenap hati Dan jiwa merupakan bukti dari kesungguhan kita mencari wajah Tuhan.

         2). "Mulailah mendirikan tempat kudus". Jika pertama berhubungan dengan niat dan kesungguhan hati, maka bagian kedua berbicara mengenai "investasi waktu bagi Tuhan". Untuk hal ini, kita dapat belajar dari Abraham. Di manapun Abraham berada, Ia selalu membangun dua hal, "mazbah" dan "kemah". Mezbah menggambarkan bagaimana Abraham membangun hubungan pribadinya dengan Allah secara konsisten. Saudara, hidup yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan dalam doa Merupakan suatu penyangkalan terhadap kebergantungan kepada Allah. Dengan kata lain, seolah-olah kita mampu hidup tanpa Allah.

     3). "Menjadi alat kemuliaan Tuhan". Hanya dengan kehidupan yang bergantung kepada Tuhan dengan segenap hati dan jiwa lah, “Perkakas kudus” Allah dapat ditempatkan. Selama masih banyak “perkakas-perkakas” dunia yang menempati hati dan kehidupan kita, kita tidak dapat dipimpin oleh Allah dan tidak dapat menjadi berkat. Harus diakui bahwa dalam kehidupan kita masih terlalu banyak “perkakas-perkakas” yang menduduki tempat Allah dalam hidup kita. Hal tersebut terlihat dalam prioritas serta pencapaian-pencapaian kita, apa yang terpenting, maka itulah yang menjadi yang terutama. Maka kita dapat bertanya, apakah yang terpenting dalam hidup kita? kesenangankah?, Pekerjaankah?, Hobikah? Atau Tuhan? Dalam segala kesibukan dan pergumulan hidup kita, kiranya kita selalu berfokus pada Tuhan, serta mempersembahkan hidup kita sepenuhnya bagi kemuliaan-Nya dalam panggilan kita masing-masing. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin!

Selamat beraktifitas Sahabat. Tetap berkarya bagi Tuhan, baik atau pun tidak baik keadaannya.
Salam.

yb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar