Nas : 1 Tawarikh 22:19 (TB) Maka sekarang, arahkanlah
hati dan jiwamu untuk mencari TUHAN, Allahmu. Mulailah mendirikan tempat kudus
TUHAN, Allah, supaya tabut perjanjian TUHAN dan perkakas kudus Allah dapat
dibawa masuk ke dalam rumah yang didirikan bagi nama TUHAN."
______
Kehidupan
kita yang serba sibuk seringkali mengalihkan fokus kita dari Tuhan kepada
kesibukan-kesibukan harian yang tiada akhir. Apa yang paling penting kini mulai
didegradasi oleh apa yang sesungguhnya kurang penting. Namun Tuhan terkadang
punya cara tersendiri untuk memanggil kita dalam persekutuan kasih-Nya. Ia
kadang menggunakan pergumulan hidup, sakit penyakit, dsb, untuk mengajak kita
berhenti sejenak dari kesibukan-kesibukan yang ada dan berpaling pada-Nya.
Ayat di
atas menggambarkan hal yang serupa. Kehidupan umat Israel yang telah mapan,
aman dan tenteram, perlu diingatkan kembali oleh Daud agar fokus hidup mereka
tidak berpaling pada kesibukan-kesibukan harian yang bukan prioritas. Perintah
firman Tuhan ini mengajak kita merefleksikan hidup kita mengenai tiga hal, 1).
Arahkan hati dan jiwa untuk mencari Tuhan. Seringkali kita hanya "mencari
Tuhan" sekedarnya. Kata "arahkan hati dan jiwa" seharusnya
menjadi standar utama dalam mencari wajah Tuhan. Dengan kata lain, ketika kita
berdoa dan beribadah, kita melakukannya dengan segenap hati dan jiwa kita,
bukan karena rutinitas harian, atau karena dalam keadaan terpuruk saja. Segenap
hati Dan jiwa merupakan bukti dari kesungguhan kita mencari wajah Tuhan.
2).
"Mulailah mendirikan tempat kudus". Jika pertama berhubungan dengan
niat dan kesungguhan hati, maka bagian kedua berbicara mengenai "investasi
waktu bagi Tuhan". Untuk hal ini, kita dapat belajar dari Abraham. Di
manapun Abraham berada, Ia selalu membangun dua hal, "mazbah" dan
"kemah". Mezbah menggambarkan bagaimana Abraham membangun hubungan
pribadinya dengan Allah secara konsisten. Saudara, hidup yang tidak memiliki
hubungan pribadi dengan Tuhan dalam doa Merupakan suatu penyangkalan terhadap
kebergantungan kepada Allah. Dengan kata lain, seolah-olah kita mampu hidup
tanpa Allah.
3).
"Menjadi alat kemuliaan Tuhan". Hanya dengan kehidupan yang
bergantung kepada Tuhan dengan segenap hati dan jiwa lah, “Perkakas kudus”
Allah dapat ditempatkan. Selama masih banyak “perkakas-perkakas” dunia yang
menempati hati dan kehidupan kita, kita tidak dapat dipimpin oleh Allah dan
tidak dapat menjadi berkat. Harus diakui bahwa dalam kehidupan kita masih
terlalu banyak “perkakas-perkakas” yang menduduki tempat Allah dalam hidup
kita. Hal tersebut terlihat dalam prioritas serta pencapaian-pencapaian kita,
apa yang terpenting, maka itulah yang menjadi yang terutama. Maka kita dapat
bertanya, apakah yang terpenting dalam hidup kita? kesenangankah?,
Pekerjaankah?, Hobikah? Atau Tuhan? Dalam segala kesibukan dan pergumulan hidup
kita, kiranya kita selalu berfokus pada Tuhan, serta mempersembahkan hidup kita
sepenuhnya bagi kemuliaan-Nya dalam panggilan kita masing-masing. Kiranya Tuhan
menolong kita. Amin!
Selamat beraktifitas Sahabat. Tetap berkarya bagi
Tuhan, baik atau pun tidak baik keadaannya.
Salam.
yb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar