Nas : Markus 16:19-20 (TB), Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
____________
Sepanjang sejarah perjalanan umat manusia yang dicatat oleh kitab suci, hanya terdapat tiga orang yang diangkat ke sorga. Pertama Henok, kedua Elia, dan ketiga Tuhan Yesus. Namun Alkitab juga menekankan perbedaan yang signifikan pada ketiga tokoh ini. Henok dan Elia adalah manusia biasa yang telah membangun hubungannya sedemikian rupa dengan Tuhan sehingga kedua hamba Tuhan ini diberi anugerah khusus terangkat ke sorga. Sementara Kristus sangat berbeda. Ia bukan berasal dari dunia ini karena Ia telah ada "sebelum Abraham jadi" (Yoh. 8:58). Ia datang dari "atas" dan bukan dari dunia ini (Yoh. 8:23). Ia keluar dan datang dari Bapa (Yoh. 8:42). Ia telah memiliki kemuliaan sebelum dunia ini ada (Yoh. 17:5). Dalam konteks ini lah Tuhan Yesus dibedakan dengan manusia manapun termasuk Henok dan Elia. Ia bukan diangkat karena memperoleh anugerah seperti Henok dan Elia, akan tetapi Ia pulang ke dalam kemuliaan-Nya yang kekal (Lihat: Yoh. 17:5).Suatu penekanan pada keunikan akan hakikat keilahian dan kemuliaan Kristus.
Dalam bacaan Injil di atas, Markus memperlihatkan kemuliaan Kristus dengan menggunakan bahasa simbolik dalam konteks pembacanya Jemaat di Roma yang kental dengan konsep Raja, yaitu dengan ungkapan "duduk di sebelah kanan Allah". "Duduk di sebelah kanan Allah" merupakan ungkapan pengharapan yang ditujukan bagi Sang Mesias, Anak Allah yang berkuasa, layaknya seorang pangeran yang memegang kekuasaan dan diberi kehormatan untuk sama-sama duduk bersanding berdampingan dengan takhta kemuliaan Allah. Hal ini juga tercermin dalam Injil Matius dengan mengutip perkataan Tuhan Yesus dengan sangat gamblang, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (Mat. 28:18). Segala kuasa di sorga dan di bumi ada dalam kedaulatan Tuhan Yesus Kristus! Ketika peristiwa kenaikan, Yesus yang dikenal umat Israel pada saat itu seketika berubah total! Ia yang dahulu memasuki kehidupan fana untuk melaksanakan misi keselamatan dengan jalan penderitaan, hinaan, dan cemohan, kini telah kembali mengenakan kemuliaan-Nya sebagai Anak Allah yang maha tinggi (Fil. 2:6-8). Itu sebabnya Ia layak di sembah dan ditinggikan!
Kedua pernyataan Injil ini mengambarkan kemuliaan Kristus yang tiada tara, yang mana sekaligus menegaskan bahwa Ia berbeda dengan tokoh atau nabi siapa pun yang pernah hidup. Selidikilah hal ini dengan serius; manusia manakah yang memiliki kemuliaan kekal, telah ada "sebelum Abraham jadi", dipermuliakan dengan duduk di sebelah kanan Allah, serta berkuasa di sorga dan di bumi? Hanya Yesus Kristus, Tuhan kita. Kemuliaan Kristus ini bukan hanya menjadi dasar pengharapan umat Tuhan, akan tetapi juga menjadi dasar misi kekristenan. Dengan kata lain, bertolak dari otoritas Kristus yang memegang kuasa di sorga dan di bumi, maka pertama, jaminan akan kehidupan di dunia ini dan dunia akan datang berada dalam kedaulatan Kristus. Karena hidup dan mati kita ada dalam kuasa Kristus, maka kita tidak perlu takut dan khawatir. Kedua, kemuliaan dan kedaulatan Kristus tersebut menjadi dasar kebenaran mutlak untuk kita menyampaikan undangan dan janji keselamatan bagi bangsa-bangsa seperti perintah Kristus di atas, "Pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru!". Kekristenan yang sejati harus menyadari tanggung-jawabnya dalam melaksanakan misi agung ini. Kristus tidak memanggil umat-Nya untuk membangun bangunan dan tembok gereja yang tinggi dan megah, sampai-sampai tertutup bagi dunia yang gelap. Kemuliaan-Nya yang memanggil dan menerangi gereja itu justru diperuntukkan kepada mereka yang terhilang. Semoga kemuliaan Kristus terus terpancar dalam gereja-Nya sehingga banyak orang diselamatkan. Soli Deo Gloria! Amin.
Selamat hari kenaikan Tuhan Yesus Kristus.
Salam,
yb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar