Jumat, 04 Februari 2022

Ringkasan Khotbah: “Panggilan Hidup Kristiani”

 

GPI Immanuel Bandung

Ringkasan Khotbah, Minggu 30.01.2022
Tema: “Panggilan Hidup Kristiani”
Nas: Matius 5:13-16

Oleh: Yosep Belay

____________________________________

5:13     "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

5:14     Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15     Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

5:16     Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

______________________________________________________________________________

Pendahuluan

Shalom.

            Gereja mula-mula merupakan gambaran dari gereja Tuhan yang ideal. Gereja zaman Rasuli ini memiliki memiliki tiga ciri utama yang merupakan pilar kekuatannya, yaitu: Bersaksi (Marturia), Bersekutu (Koinonia) dan Pelayanan meja/kasih (Diakonia). Baik secara organisasi maupun secara pribadi, ketiga ciri ini harus ada dalam kehidupan gereja Tuhan. Gereja yang sehat harus memiliki tiga ciri ini. Secara khusus dua diantara ketiga pilar gereja ini merupakan panggilan untuk semua orang percaya untuk menjadi berkat (bersaksi dan pelayanan kasih).

            Sayangnya, kedua hal ini justru yang sering diabaikan. Bapak-Ibu, Jemaat Tuhan, panggilan dan anugerah keselamatan yang kita diterima dalam Kristus disertai dengan tanggungjawab untuk memulai kehidupan yang berdampak dan menjadi berkat. Kita diselamatkan bukan hanya untuk masuk surga, tetapi juga untuk menjadi agen keselamatan dan kasih Allah bagi mereka yang terhilang. Kita adalah perpanjangan tangan kasih Allah bagi dunia yang terhilang. Ibu Teresa megatakan:

“Kita dapat menyembuhka penyakit fisik dengan obat-obatan, tetapi satu-satunya penyembuhan bagi kesepian, keputusasaan, dan hilang pengharapan adalah kasih dan anugerah Allah” (Ibu Teresa).

            Inilah tugas yang diemban gereja. Pagi hari ini kita akan berbicara mengenai panggilan hidup kristiani.

           Membaca Firman Tuhan: Matius 5:13-16.

Bahasan (Eksposisi)

            Untuk memahami pangilan hidup kita sebagai orang percaya, maka terdapat tiga hal yang perlu kita perhatikan, yaitu:

1.      Memahami Panggilan dan Tanggungjawab Kita (ay. 13a; 14a).

Tuhan secara langsung menyebut orang percaya sebagai “Garam Dunia” dan “Terang Dunia.” Itu berarti kita dipanggil dengan tugas dan tanggungjawab tertentu dalam kehidupan kita di dunia ini.

Inilah tujuan panggilan dan jalan hidup seorang kristiani: Kristus memanggil gereja-Nya (Saudara dan saya) dari dunia (Yoh. 15:19), menguduskan mereka (Yoh. 17:19), kemudian mengutus mereka kembali ke dalam dunia (Yoh. 17:18). Tetapi mereka tidak boleh serupa dengan dunia (Rm. 12:2), melainkan menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13-14).

Seperti garam yang mampu mencegah pembusukan, kita dipanggil dan diperlengkapi untuk mencegah dunia dari pembusukan—pembusukan moral, agama, ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Kebenaran Injil bukan hanya berkaitan dengan hal-hal rohani, karena Injil adalah kebenaran Allah yang menyelamatkan manusia dan mengubah hidupnya, maka berita Injil juga mengubah hal-hal yang keliru di dalam sistem kerja dunia. Manusia yang diperbaharui di dalam Kristus mengalami perubahan dalam hidupnya dan mempengaruhi kinerja dalam profesinya di dalam dunia (mis. Ef. 4:28).

Garam hanya disebut garam ketika memberi rasa dan bermanfaat. Demikian juga terang, terang hanya dapat disebut terang ketika cahayanya dapat befungsi menerangi sekelilingnya. Dengan kata lain, menjadi garam dan terang dunia berarti: “Menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri ” (Yak. 1:22).

“Ketika gereja melupakan identitasnya (garam dan terang dunia)dan berhenti mempraktikan identitas itu dalam berbagai cara dalam kehidupannya, maka sarana utama yang telah Allah pilih untuk membawa kesaksian tantang kasih, rahmat dan keadilan Allah akan tersesat dan lumpuh.” (Mark Labberton).

Itu sebabnya Tuhan Yesus memberikan dua peringatan agar jangan sampai “garam” kita menjadi “tawar” dan “terang” kita menjadi gelap (Mat. 6:23), jangan sampai kehidupan kita sama dengan dunia—yang berakibat pada “dibuang dan diinjak orang” (ay. 13).

Bapak-Ibu, Jemaat Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi Garam dan Terang dunia, wakil-wakil Kristus yang memberikan kesaksian bagi dunia. Kita tidak dapat disebut Kristen tanpa menjadi garam dan terang dunia. Sebaliknya, dengan menjadi garam dan terang dunia kita membuktikan buah dari iman kita sebagai seorang pengikut Kristus.

Siap menjadi barkat dan saksi Kristus Bapak-Ibu? Siap menjadi garam dan terang bagi dunia?

2.      Memahami Tempat Kita Menjadi Garam dan Terang (ay. 14b-16a)

Tuhan menempatkan kita pada dua tempat, “di atas gunung” (ay. 14) dan “di atas kaki dian” (ay. 15) dengan dua tujuan:

Tujuan pertama, agar  “menerangi semua orang di dalam rumah itu.” (ay. 15b) Tempat pertama dimana Tuhan menghendaki agar kita menjadi terang atau berkat adalah di dalam Rumah kita! Sebagai orang tua, sebagai anak, sebagai menantu, sebagai keponakan, atau kerabat, kita berusaha sedapat mungkin untuk menjadi terang/berkat bagi keluarga kita terlebih dahulu.

Sebelum kita menjadi terang/berkat di gereja, kantor, kampus, sekolah, dan lingukangan sekitar, kita pertama-tama dipanggil untuk menjadi garam dan terang di dalam rumah kita.  Amin? Apakah sudah tergenapi Bapak-Ibu? Kalau sudah, kiranya dapat ditingkatkan, dan jika belum, mari perbaharui dan membangun komitmen untuk saling membangun dan menjadi berkat di dalam keluarga kita.

Tujuan kedua, agar bercahanya “di depan orang“. Setelah dari keluarga, barulah kita dapat menjadi terang/berkat bagi orang lain. Teman-teman kita di gereja, di rumah, di kantor, di sekolah, dll.

Sudahkah kita menjadi garam dan terang di rumah? Ataukah kita menjadi api yang menghanguskan seisi rumah?

3.      Memahami Tujuan Akhirnya (ay. 16b; Yoh. 15:8)

Tujuan panggilan kita menjadi garam dan terang dunia adalah agar: “Orang lain mengenal dan mempermuliakan Bapa di surga.”

Bapak-Ibu, Jemaat Tuhan, tujuan dari pelayanan kristiani adalah untuk membawa orang datang kepada Bapa dan mempermuliakan-Nya. Maka hendaknya kita perhatikan dan renungkan dengan serius: Apakah khotbah, kesaksian, pelayanan, dan semua kebaikan dalam kehidupan kita mempermuliakan siapa?

Jika semua yang kita lakukan, bahkan dalam kegiatan yang paling rohani sekali pun namun tanpa disadari sementara meninggikan dan menunjukkan siapa kita, maka kita perlu waspada! Kita tidak sedang melayani dan meninggikan Tuhan namun sementara melayani dan meninggikan diri sendiri.  

Bapak-Ibu, dalam saya sering merenungkan antara panggilan sebagai hamba Tuhan dan gelar akademik yang disandang. Sebagai hamba Tuhan kita mungkin saja memiliki gelar yang panjang di depan dan dibelaknag nama kita, namun pada akhirnya status sebagai “hamba” itu membuat kita menyadari bahwa tidak ada yang bisa kita banggakan, semua karena anugerah, maka kiranya semua yang Tuhan percayakan kepada kita dapat digunakan semaksimal mungkin untuk membawa orang mengenal dan memuliakan Tuhan. 

“Ia Harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”—Yoh. 3:30.

“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tnah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yag melimpah-limah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami”—2 Kor. 4:7.

            Bapak-Ibu, Jemaat Tuhan, tujuan akhir dari semua aktivitas pelayanan dan kehidupan kita haruslah bermuara untuk membawa orang mengenal Allah dan mempermuliakan-Nya. Inilah tujuan panggilan kita sebagai garam dan terang dunia.

Kesimpulan

§  Menjadi seorang pengikut Kristus berarti bersedia menjadi garam dan terang/ menjadi berkat bagi dunia.

§  Tuhan menempatkan kita menjadi garam dan terang dimulai dari rumah kemudian ke dunia luar.

§  Tujuan akhir dari pelayanan kita sebagai garam dan terang dunia adalah membawa orang kepada Tuhan dan mempermuliakan-Nya.

Tuhan Yesus memberkati kita, Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar