Selasa, 21 Desember 2021


 

GPI—IMMANUEL BANDUNG

Ringkasan Khotbah Minggu, 19/12/2021
Tema          : “Memaknai Natal Melalui Nama Sang Penebus”
Nas             : Matius 1:21-23.
Oleh           : Yosep Belay

 

Pendahuluan

            Dalam hubungan komunikasi sehari-hari, kita perlu mengetahui dan menghafal nama-nama, baik nama-nama benda maupun nama-nama orang di sekitar kita. Tanpa mengetahui nama-nama mereka, kita akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi. Nama memiliki peranan penting bukan hanya dalam hal komunikasi tetapi menyangkut maksud-maksud tertentu.

            Bapak-Ibu, jemaat Tuhan, saya kerap kali merenungkan jalan hidup saya yang Tuhan tempatkan di gereja ini. Gereja dengan nama sinode “Gereja Penyebaran Injil” dan secara khusus jemaat lokal kita yang diberi nama “Immanuel.” Saya percaya bahwa kedua nama tersebut bukan hanya diberikan begitu saja, pastilah terdapat visi, doa dan harapan-harapan yang dinyatakan Tuhan bagi para pemimpin kita melalui kedua nama itu. Nama sangat penting…

            Demikian juga penggunaan nama di dalam Alkitab. Dalam Alkitab nama merupakan hal yang sangat penting dan sakral. Nama-nama diberikan dengan maksud-maksud tertentu seperti:

  • ·      Untuk mengingat keturunan sebelumnya (Kej. 4:25—Hawa menamai Set untuk mengenag Habel).
  • ·      Sebagai jaminan mengenai janji Tuhan yang kelak akan digenapi (Kej.  17:5, 15—Tuhan menganti nama Abram menjadi Abraham dan Sarai menjadi Sarah).
  • ·      Untuk mengenang perbuatan-perbuatan/anugerah Tuhan (Kej. 29-30; Lea dan Rahel menamakan anak-anak Yakub).
  • ·      Untuk mengenang peristiwa yang pahit dalam hidup (Rut 1:20—Naomi mengganti namanya menjadi Mara). 

            Menjelang kelahiran Kristus, malaikat Tuhan menyampaikan pesan kepada Yusuf dan Maria untuk memberikan nama kepada-Nya. Nama yang diberikan kepada Sang Penebus kita itu memiliki makna yang sangat penting berkaitan dengan momen Natal. Pagi hari ini kita akan  merenungkan makna Natal berkaitan dengan dua nama yang diberikan bagi Sang Penebus tersebut.

Pembahasan (Eksposisi)

Bacaan Nas: Matius 1:18-25.

            Seorang Hamba Tuhan, Mathew Henry memberikan penjelasan yang sangat mengagumkan mengenai prolog Injil Matius. Hanry mengatakan, “Perjanjian Lama diawali dengan kitab tentang sejarah penciptaan dunia, dan itulah kemuliaan kitab Perjanjian Lama. Namun kemuliaan di dalam kitab Perjanjian Baru jauh melampaui itu, karena diawali dengan kitab mengenai sejarah dari Dia yang menciptakan dunia!” Ketika kita membaca Injil Matius, kita berjumpa dengan Dia, Sang Pencipta dan Sang Penebus yang telah datang ke dunia bagi kita.

            Secara khusus dalam bacaan ini terdapat penyebutan dua nama yang dikenakan kepada Sang Penebus, yaitu: “Yesus” dan “Imanuel.” Kedua nama ini menjadi pesan penting mengenai refleksi makna Natal bagi kita.

1.      Makna Natal Pertama: YesusAllah Menyelamatkan Kita!

 “…engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (ay. 21).


Makna Natal yang pertama berbicara tentang Nama “Yesus”: Allah telah datang menyelamatkan kita dari dosa!
(Lihat: Mat. 9:6; 26:28; Yoh. 1:29).

Nama “Yesus” di dalam bahasa Ibrani adalah Yehsua atau Yosua yang berarti: “Yahweh Juruselamat/Yahweh menyelamatkan.” Dengan kata lain, nama Yesus sinonim/sama dengan nama Yosua.


Di sini kita menjumpai kesejajaran pesan Alkitab yang bukan hanya sama dalam hal arti namanya, namun juga antara tokoh Yosua di dalam PL dan Yosua/Yesus Kristus di dalam PB. Yosua di dalam Perjanjian Lama membawa umat Tuhan untuk masuk ke dalam Tanah Perjanjian—Kanaan, merupakan gambaran bagi Sang Yosua (Yesus Kristus) yang kelak hadir di dalam Perjanjian Baru, membawa Umat Tuhan—Saudara dan saya—masuk ke dalam Tanah Perjanjian Allah yang Kekal! (Yoh. 6: 27b; 14:6; Kis. 4:12).

Dalam bacaan bagian pertama ini, kita melihat pesan yang jelas mengenai identitas dan visi Sang Juruselamat itu diperkenalkan dalam nama-Nya. Nama “Yesus” menyatakan bahwa Pribadi yang datang ke dunia itu adalah Allah yang menyelamatkan umat-Nya.

Tetapi menyelamatkan dari apa?

Kalimat terakhir ayat ini jawabannya: “…dari dosa mereka (umat-Nya).” Ini merupakan pesan penting yang perlu kita perhatikan. Tujuan utama kedatangan Tuhan Yesus adalah menebus dosa kita. Itu sebabnya Allah tidak mengirimkan ahli ekonomi, ahli keuangan, ahli kesehatan, dan ahli-ahli lainnya bagi kita. Tetapi Dia mengirimkan Anak-Nya untuk memenuhi kebutuhan terpenting, terutama dan paling mendesak dari kita: “Keselamatan dan pengampunan dosa!” (Lihat: Mat. 9:6; 26:28; Yoh. 1:29).

Dosa telah merusak relasi kita dengan Allah dan membawa semua manusia dalam kuasa maut—kematian kekal dan penderitaan (Rm. 5:12). Keadaan kita yang telah mati secara rohani tidak memungkinkan untuk menyelamatkan diri, itu sebabnya kita membutuhkan Juruselamat (Rm. 3:23-28). 

Ilustrasi: Pada tanggal 26 Mei 2013 sebuah kapal terbalik dan tenggelam di Samudera Atlantik. Semua kru meninggal, hanya Harrison Okene (29 Tahun) juru masak kapal tersebut yang bertahan. Selama 3 hari dia berusaha bertahan hidup sambil mengharapkan mukjizat. Okene berkata: "Saya berada di dalam air, di dalam kegelapan total, hanya berpikir bahwa ini adalah akhir hidup saya." Pada hari ketiga, tim penyelamat baru sampai untuk mengevakuasi mayat para kru kapal, dan mereka terkejut menemukan Okene masih hidup meski sudah dalam keadaan yang lemah.

Bapak-Ibu Saudara, pengalaman horror Okene ini menggambarkan kondisi manusia yang sementara berada dalam kuasa maut. Manusia semuanya sementara mengantri menunggu kematian kekal, tidak dapat berbuat apapun untuk menyelamatkan diri! Puji Tuhan! Seperti para penyelam itu, Kristus datang melampaui alam semesta untuk meyelamatkan kita dari kematian kekal. Haleluya!

Kemudian Bapak-Ibu, dalam ayat terssebut (ay. 21) terdapat kata “Umat-Nya” dan ”mereka” mengacu kepada semua umat Tuhan sepanjang zaman. Apakah Bapak-Ibu adalah Umat Tuhan? Jika Ya, maka kata “Umat-Nya” dan “mereka” dalam ayat tersebut dapat diganti dengan nama kita. Coba kita gantikan, baca dan renungkan sejenak dalam hati. Apa kesan Saudara ketika kedua kata itu diganti dengan nama kita? Kita begitu spesial dan berharga bukan? Kasih Allah nampak begitu besar, agung dan mulia bagi kita, karena Tuhan Yesus secara khusus datang untuk menyelamatkan kita.

Inilah makna Natal sukacita Natal yang sesungguhnnya seperti yang diberitakan Malaikat Tuhan, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di Kota Daud!” (Luk. 2:11). Natal berbicara mengenai “Yesus,” Tuhan yang telah datang dan menyelamatkan kita dari dosa.

Refleksi Praktis:

Sukacita Natal tidak terletak pada indahnya pujian, limpahnya makanan, souvenir, pakaian mewah, dan lainnya. Sukacita Natal terletak pada kesadaran bahwa Tuhan Yesus Kristus—Sang Juruselamat itu telah datang dan menebus dosa kita sehingga kita dapat masuk dalam kehidupan kekal.

Ini yang menjadi dasar kita menaikkan ucapan syukur, puji-pujian dan pengagungan kepada Allah dalam ibadah di gereja, keluarga dan sepanjang hidup kita. Maka mari membuka hati dan mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan Yesus Kristus, Sang Juruselamat! Amin!?

2.      Makna Natal kedua: Imanuel—Allah Menyertai Kita!

“…mereka akan menamakan Dia Imanuel"  —  yang berarti: Allah     menyertai kita.””(ay. 23).

Ayat ini (Mat. 1:23) merupakan kutipan dari Yesaya 7:14. Nabi Yesaya hidup sekitar 700 tahun sebelum Tuhan Yesus. Artinya terdapat jarak dari penggenapan nubuatan yang dikatakan oleh nabi Yesaya sekitar 700 tahun. Ini membukikan bahwa Allah setia kepada Umat-Nya. Janji-Nya telah digenapi.

Nama Imanuel atau Immanuel berasal dari bahasa Ibrani עִמָּנוּאֵל yang berarti “El atau Tuhan beserta kita." Nama ini terdiri dari dua kata Ibrani: אל (El, artinya Tuhan) dan עמנו (Immanu, artinya "beserta kita", "bersama kita" atau "dengan kita).

Dalam terjemahan yang lebih baik, arti kata Imanuel ini adalah Allah saat ini hadir dan terus-menerus menyertai kita.[1] Itu berarti Kristus menyertai kita dalam segala keadaan. Sementara dalam kaitanya dengan Natal Kristus, maka nama “Imanuel” yang dikenakan pada Tuhan Yesus berarti: Allah yang telah datang dan menyelamatkan kita itu, kini hadir dan terus menerus menyertai kita. Sang Firman Allah itu kini “diam di antara kita” (Yoh. 1:14) dan menyertai kita “sampai pada kesudahan zaman!” (Mat. 28:20).

Jika kita membaca Matius 4:15-16, sekali lagi Matius mengutip Yesaya 8. Dalam konteks pelayanan Yesaya pada masa itu, umat Yehuda sementara dalam keadaan terdesak karena tekanan dari kerajaan-kerajaan sekitar sehinga mereka semenatara berada dalam lembah kekelaman. Dalam kondisi demikian Allah memberikan janji mengenai Sang Imanuel yang akan menyertai mereka sehingga mereka mampu keluar dari kesuraman tersebut.

Seperti keadaan umat Yehuda, Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang menyertai kita sepanjang perjalanan hidup kita. Kita tidak pernah sendiran menghadapi hidup ini karena Dia hadir dalam segala keadaan hidup kita, dalam suka-duka, sehat-sakit, kelimpahan-kekurangan, senang-sedih. Dalam segala keadaan Yesus ada di sana bersama dengan kita! Inilah pesan penting Natal kedua bagi kita.

Refleksi Praktis:

Bapak-Ibu, Jemaat Tuhan, Saya tidak mengetahui pergumulan dan kondisi Bapak-Ibu saat ini, tetapi sebagaimana kebenaran firman Tuhan ini, ada jaminan yang Tuhan nyatakan bahwa Ia menyertai kita senantiasa. Penyertaan Tuhan ini menjadi kekuatan dan pengiburan bagi kita sehingga kita tidak kecewa dan berputus asah dalam menjalani kehidupan ini. Khususnya dimasa-masa pandemi saat ini.

Ini mungkin juga merupakan salah satu visi dan doa Ibu Gembala dan alm. Pak Gembala ketika menggunakan nama “Immanuel” bagi gereja ini. Bukan juga suatu kebetulan jika ulang tahun gereja kita pada saat Natal. Yang artinya setiap Natal dan jelang akhir tahun kita pasti akan membaca bagian Alkitab ini—Imanuel, Allah menyertai kita. Amin!?

Kesimpulan

·        Natal berbicara mengenai Yesus Kristus yang adalah Allah yang datang menyelamatkan kita dan sekaligus Allah yang menyertai kita. Tanpa kedatangan dan penyelamatan-Nya, kita semua binasa. Sementara tanpa penyertaan-Nya dalam hidup kita, kita tidak akan mampu menjalani hidup ini.

·         Maka sukacita Natal yang sejati terletak pada dua pesan ini: Allah yang datang menyelamatkan kita dan Allah yang menyertai perjalanan hidup kita hingga di akhir zaman. Sukacita ini melampaui berita sukacita apapun sepanjang sejarah manusia!

Pesan khotbah pagi ini dapat diringkas dengan satu kalimat: “Allah menyelamatkan dan Allah menyertai kita.”

Selamat menjelang Natal Kristus,
Tuhan memberkati kita, Amin!



                [1]Means, ἐστιν (estin). Verb - Present Indicative Active - 3rd Person Singular.

Strong's 1510: I am, exist. The first person singular present indicative; a prolonged form of a primary and defective verb; I exist.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar