GPI—IMMANUEL BANDUNG
Pendahuluan
Dalam hubungan komunikasi sehari-hari, kita perlu
mengetahui dan menghafal nama-nama, baik nama-nama benda maupun nama-nama orang
di sekitar kita. Tanpa mengetahui nama-nama mereka, kita akan mengalami
kesulitan untuk berkomunikasi. Nama memiliki peranan penting bukan hanya dalam
hal komunikasi tetapi menyangkut maksud-maksud tertentu.
Bapak-Ibu, jemaat Tuhan, saya kerap kali merenungkan
jalan hidup saya yang Tuhan tempatkan di gereja ini. Gereja dengan nama sinode
“Gereja Penyebaran Injil” dan secara khusus jemaat lokal kita yang diberi nama
“Immanuel.” Saya percaya bahwa kedua nama tersebut bukan hanya diberikan begitu
saja, pastilah terdapat visi, doa dan harapan-harapan yang dinyatakan Tuhan
bagi para pemimpin kita melalui kedua nama itu. Nama sangat penting…
Demikian
juga penggunaan nama di dalam Alkitab. Dalam Alkitab nama merupakan hal yang
sangat penting dan sakral. Nama-nama diberikan dengan maksud-maksud tertentu
seperti:
- · Untuk mengingat keturunan
sebelumnya (Kej. 4:25—Hawa menamai Set untuk mengenag Habel).
- · Sebagai jaminan mengenai janji
Tuhan yang kelak akan digenapi (Kej.
17:5, 15—Tuhan menganti nama Abram menjadi Abraham dan Sarai menjadi
Sarah).
- · Untuk mengenang perbuatan-perbuatan/anugerah
Tuhan (Kej. 29-30; Lea dan Rahel menamakan anak-anak Yakub).
- · Untuk mengenang peristiwa yang
pahit dalam hidup (Rut 1:20—Naomi mengganti namanya menjadi Mara).
Menjelang kelahiran Kristus,
malaikat Tuhan menyampaikan pesan kepada Yusuf dan Maria untuk memberikan nama
kepada-Nya. Nama yang diberikan kepada Sang Penebus kita itu memiliki makna yang
sangat penting berkaitan dengan momen Natal. Pagi hari ini kita akan merenungkan makna Natal berkaitan dengan dua
nama yang diberikan bagi Sang Penebus tersebut.
Pembahasan (Eksposisi)
Bacaan
Nas: Matius 1:18-25.
Seorang
Hamba Tuhan, Mathew Henry memberikan penjelasan yang sangat mengagumkan mengenai
prolog Injil Matius. Hanry mengatakan, “Perjanjian
Lama diawali dengan kitab tentang sejarah penciptaan dunia, dan itulah
kemuliaan kitab Perjanjian Lama. Namun kemuliaan di dalam kitab Perjanjian Baru
jauh melampaui itu, karena diawali dengan kitab mengenai sejarah dari Dia yang
menciptakan dunia!”
Ketika kita membaca Injil Matius, kita berjumpa dengan Dia, Sang Pencipta dan
Sang Penebus yang telah datang ke dunia bagi kita.
Secara
khusus dalam bacaan ini terdapat penyebutan dua nama yang dikenakan kepada Sang
Penebus, yaitu: “Yesus” dan “Imanuel.” Kedua nama ini menjadi pesan penting
mengenai refleksi makna Natal bagi kita.
1. Makna Natal Pertama: Yesus—Allah Menyelamatkan
Kita!
“…engkau akan menamakan Dia
Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan
umat-Nya dari dosa mereka” (ay. 21).
Makna Natal yang pertama berbicara
tentang Nama “Yesus”: Allah telah datang menyelamatkan kita dari dosa! (Lihat: Mat. 9:6; 26:28; Yoh.
1:29).
Nama “Yesus” di dalam bahasa Ibrani adalah Yehsua
atau Yosua yang berarti: “Yahweh Juruselamat/Yahweh
menyelamatkan.” Dengan kata lain, nama Yesus sinonim/sama dengan nama Yosua.
Di sini kita menjumpai kesejajaran pesan Alkitab yang
bukan hanya sama dalam hal arti namanya, namun juga antara tokoh Yosua di dalam
PL dan Yosua/Yesus Kristus di dalam PB. Yosua di dalam Perjanjian Lama membawa
umat Tuhan untuk masuk ke dalam Tanah Perjanjian—Kanaan, merupakan gambaran
bagi Sang Yosua (Yesus Kristus) yang kelak hadir di dalam Perjanjian Baru,
membawa Umat Tuhan—Saudara dan saya—masuk ke dalam Tanah Perjanjian Allah yang
Kekal! (Yoh. 6: 27b; 14:6; Kis. 4:12).
Dalam
bacaan bagian pertama ini, kita melihat pesan yang jelas mengenai identitas dan
visi Sang Juruselamat itu diperkenalkan dalam nama-Nya. Nama “Yesus” menyatakan
bahwa Pribadi yang datang ke dunia itu adalah Allah yang menyelamatkan
umat-Nya.
Tetapi menyelamatkan dari apa?
Kalimat terakhir ayat ini jawabannya: “…dari
dosa mereka (umat-Nya).” Ini merupakan pesan penting yang perlu kita
perhatikan. Tujuan utama kedatangan Tuhan Yesus adalah menebus dosa kita. Itu
sebabnya Allah tidak mengirimkan ahli ekonomi, ahli keuangan, ahli kesehatan,
dan ahli-ahli lainnya bagi kita. Tetapi Dia mengirimkan Anak-Nya untuk memenuhi
kebutuhan terpenting, terutama dan paling mendesak dari kita: “Keselamatan dan pengampunan dosa!” (Lihat:
Mat. 9:6; 26:28; Yoh. 1:29).
Dosa telah
merusak relasi kita dengan Allah dan membawa semua manusia dalam kuasa maut—kematian
kekal dan penderitaan (Rm. 5:12). Keadaan kita yang telah mati secara rohani
tidak memungkinkan untuk menyelamatkan diri, itu sebabnya kita membutuhkan
Juruselamat (Rm. 3:23-28).
Ilustrasi: Pada tanggal 26
Mei 2013 sebuah kapal terbalik dan tenggelam di Samudera Atlantik. Semua kru
meninggal, hanya Harrison Okene (29 Tahun) juru masak kapal tersebut yang
bertahan. Selama 3 hari dia berusaha bertahan hidup sambil mengharapkan
mukjizat. Okene berkata: "Saya berada di dalam air, di dalam
kegelapan total, hanya berpikir bahwa ini adalah akhir hidup saya."
Pada hari ketiga, tim penyelamat baru sampai untuk mengevakuasi mayat para kru
kapal, dan mereka terkejut menemukan Okene masih hidup meski sudah dalam
keadaan yang lemah.
Bapak-Ibu Saudara, pengalaman horror Okene ini menggambarkan kondisi manusia yang sementara berada dalam kuasa maut. Manusia semuanya sementara mengantri menunggu kematian kekal, tidak dapat berbuat apapun untuk menyelamatkan diri! Puji Tuhan! Seperti para penyelam itu, Kristus datang melampaui alam semesta untuk meyelamatkan kita dari kematian kekal. Haleluya!
Kemudian Bapak-Ibu, dalam ayat terssebut (ay. 21) terdapat kata “Umat-Nya” dan ”mereka” mengacu kepada semua umat Tuhan sepanjang zaman. Apakah Bapak-Ibu adalah Umat Tuhan? Jika Ya, maka kata “Umat-Nya” dan “mereka” dalam ayat tersebut dapat diganti dengan nama kita. Coba kita gantikan, baca dan renungkan sejenak dalam hati. Apa kesan Saudara ketika kedua kata itu diganti dengan nama kita? Kita begitu spesial dan berharga bukan? Kasih Allah nampak begitu besar, agung dan mulia bagi kita, karena Tuhan Yesus secara khusus datang untuk menyelamatkan kita.
Inilah makna
Natal sukacita Natal yang sesungguhnnya seperti yang diberitakan Malaikat Tuhan,
“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di Kota Daud!”
(Luk. 2:11). Natal berbicara mengenai “Yesus,” Tuhan yang telah datang dan
menyelamatkan kita dari dosa.
Refleksi Praktis:
Sukacita Natal tidak terletak pada indahnya pujian, limpahnya makanan,
souvenir, pakaian mewah, dan lainnya. Sukacita Natal terletak pada kesadaran
bahwa Tuhan Yesus Kristus—Sang Juruselamat itu telah datang dan menebus dosa
kita sehingga kita dapat masuk dalam kehidupan kekal.
Ini yang menjadi
dasar kita menaikkan ucapan syukur, puji-pujian dan pengagungan kepada Allah
dalam ibadah di gereja, keluarga dan sepanjang hidup kita. Maka mari membuka
hati dan mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan Yesus Kristus, Sang
Juruselamat! Amin!?
2. Makna Natal kedua: Imanuel—Allah Menyertai Kita!
“…mereka
akan menamakan Dia Imanuel" — yang berarti: Allah menyertai kita.””(ay. 23).
Ayat ini (Mat. 1:23) merupakan kutipan dari Yesaya 7:14. Nabi Yesaya hidup
sekitar 700 tahun sebelum Tuhan Yesus. Artinya terdapat jarak dari penggenapan
nubuatan yang dikatakan oleh nabi Yesaya sekitar 700 tahun. Ini membukikan
bahwa Allah setia kepada Umat-Nya. Janji-Nya telah digenapi.
Nama Imanuel atau Immanuel berasal dari bahasa Ibrani עִמָּנוּאֵל
yang berarti “El atau Tuhan beserta kita." Nama ini terdiri dari dua kata
Ibrani: אל (El, artinya Tuhan) dan עמנו (Immanu, artinya "beserta
kita", "bersama kita" atau "dengan kita).
Dalam terjemahan yang lebih baik, arti kata Imanuel ini adalah “Allah
saat ini hadir dan terus-menerus menyertai kita.”[1] Itu
berarti Kristus menyertai kita dalam segala keadaan. Sementara dalam kaitanya
dengan Natal Kristus, maka nama “Imanuel” yang dikenakan pada Tuhan Yesus berarti:
Allah
yang telah datang dan menyelamatkan kita itu, kini hadir dan terus menerus menyertai
kita. Sang Firman Allah itu kini “diam di antara kita” (Yoh.
1:14) dan menyertai kita “sampai pada kesudahan zaman!” (Mat. 28:20).
Jika kita membaca Matius 4:15-16, sekali lagi Matius mengutip Yesaya 8. Dalam konteks pelayanan Yesaya pada masa itu, umat Yehuda sementara dalam keadaan terdesak karena tekanan dari kerajaan-kerajaan sekitar sehinga mereka semenatara berada dalam lembah kekelaman. Dalam kondisi demikian Allah memberikan janji mengenai Sang Imanuel yang akan menyertai mereka sehingga mereka mampu keluar dari kesuraman tersebut.
Seperti keadaan umat Yehuda, Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang menyertai kita sepanjang perjalanan hidup kita. Kita tidak pernah sendiran menghadapi hidup ini karena Dia hadir dalam segala keadaan hidup kita, dalam suka-duka, sehat-sakit, kelimpahan-kekurangan, senang-sedih. Dalam segala keadaan Yesus ada di sana bersama dengan kita! Inilah pesan penting Natal kedua bagi kita.
Refleksi Praktis:
Bapak-Ibu,
Jemaat Tuhan, Saya tidak mengetahui pergumulan dan kondisi Bapak-Ibu saat ini, tetapi
sebagaimana kebenaran firman Tuhan ini, ada jaminan yang Tuhan nyatakan bahwa
Ia menyertai kita senantiasa. Penyertaan Tuhan ini menjadi kekuatan dan
pengiburan bagi kita sehingga kita tidak kecewa dan berputus asah dalam menjalani
kehidupan ini. Khususnya dimasa-masa pandemi saat ini.
Ini mungkin juga merupakan salah satu visi dan doa Ibu Gembala dan alm. Pak
Gembala ketika menggunakan nama “Immanuel” bagi gereja ini. Bukan juga suatu
kebetulan jika ulang tahun gereja kita pada saat Natal. Yang artinya setiap
Natal dan jelang akhir tahun kita pasti akan membaca bagian Alkitab ini—Imanuel,
Allah menyertai kita. Amin!?
Kesimpulan
·
Natal berbicara mengenai Yesus Kristus
yang adalah Allah yang datang menyelamatkan kita dan sekaligus Allah yang
menyertai kita. Tanpa kedatangan dan penyelamatan-Nya, kita semua binasa.
Sementara tanpa penyertaan-Nya dalam hidup kita, kita tidak akan mampu
menjalani hidup ini.
·
Maka sukacita Natal yang sejati
terletak pada dua pesan ini: Allah yang datang menyelamatkan kita dan Allah
yang menyertai perjalanan hidup kita hingga di akhir zaman. Sukacita
ini melampaui berita sukacita apapun sepanjang sejarah manusia!
Pesan khotbah pagi ini dapat diringkas dengan satu
kalimat: “Allah menyelamatkan dan Allah
menyertai kita.”
Selamat menjelang Natal Kristus,
Tuhan memberkati kita, Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar