Minggu, 14 Oktober 2018

RENUNGAN : PANGGILAN DAN KESETIAAN ALLAH


Nas    : 1 Tesalonika 5:24 (TB) Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. 

_________

Panggilan Tuhan bagi semua hamba, pelayan, dan umat Tuhan untuk masuk dalam suatu persekutuan intim dengan-Nya, selalu memiliki corak, cara , serta cerita yang beragam. Panggilan ini pun menuntut perubahan dan keputusan-keputusan yang radikal dalam hidup seseorang. Tidak sampai di situ, karena panggilan ini pula lah, umat dan para hamba Tuhan telah masuk dalam suatu kehidupan yang penuh tantangan dan pergumulan bagaikan "Domba di tengah serigala". Seperti kawanan rusa yang dikelilingi oleh singa-singa buas. Sebuah panggilan menuju kematian. Panggilan yang seketika merenggut kenyamanan hidup.

          Pergumulan tiada akhir ini seringkali membuat banyak orang percaya menjadi undur, beberapa kepahitan, dan bahkan hingga menyangkal Tuhan. Pada titik kritis dalam sebuah panggilan itulah kita harus menyadari satu hal penting bahwa ketika Tuhan memanggil kita untuk persekutuan maupun pelayanan, Ia tahu semua hal dan resiko yang akan kita hadapi, maka Ia menasehatkan kita melalui kebenaran ini, "Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya". Kebenaran ini menyatakan dua hal, pertama, Tuhan yang memanggil kita itu adalah setia. Setia berarti kita tidak pernah dibiarkan sendirian atau dikhianati. Di dalam keadaan apapun Dia ada di sana bersama kita, menopang dan menghibur, menguatkan serta memimpin. Providensi serta imanensi Allah ini memberikan jaminan yang teguh bahwa kita tidak sendirian meskipun secara fisik kita tidak dapat melihat kehadiran-Nya seperti yang nyata dalam janji Tuhan, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:20; Yoh. 14:16).

          Kebenaran kedua adalah Ia akan menyelesaikannya. Menyelesaikan apa? Menyelesaikan panggilan yang Ia nyatakan dalam hidup kita itu. Kalimat singkat ini mengungkapkan dengan jelas bahwa bukan Saudara dan saya yang menyelesaikan panggilan kita, kita tidak akan mampu, tetapi Tuhanlah yang mengerjakannya di dalam kita. Roh Kudus-Nya yang memampukan dan mendorong kita untuk menghadapi segala situasi untuk tetap berjuang dan hidup dalam panggilan itu. Kebenaran ini menyatakan dua hal, bahwa tanpa Tuhan, kita tidak akan memapu berjuang dalam panggilan kita, dan karena keadaan ketidak mampuan kita itu, maka kita perlu bersandar sepenuhnya kepada Tuhan dalam segala sesuatu. Tidak mengandalkan kemampuan kita, tetapi bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

           Kiranya kebenaran singkat ini mendorong kita untuk terus tekun berjuang dengan pengharapan penuh, tidak mudah kecewa, serta dapat terus berkarya bagi kemuliaan Tuhan dalam panggilan kita masing-masing di segala bidang. Amin! (yb).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar