Jumat, 19 Mei 2017

Renungan : “Sabaaar... Sabaaar...”

Nats : “...Sabarlah terhadap semua orang” (1 Tes. 5:14e).



          Sebagian dari Saudara yang sering berkendara, mungkin saja langsung tersenyum ketika membaca judul renungan di atas karena teringat pengalaman pada saat harus menahan diri ketika di salip dengan tidak beretika. Sebagian Ibu rumah-tangga mungkin juga teringat akan anak yang bandel pada saat menolak untuk mematuhi nasihatnya. Atau mungkin juga bagi para pegawai kantoran langsung teringat akan perkataan atasan yang kemudian membuat Saudara sedikit mengelus dada dan berkata “sabaaar...sabar”. Kesabaran memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan kita. Banyak hal yang terjadi hanya karena kurang sabar. Kecelakaan karena tidak sabar pada saat lampu merah, keributan di jalan, di rumah, di kantor, di sekolah, masalahnya sepele, karena tidak dapat bersabar.

          Kesabaran merupakan hal sederhana yang mempengaruhi hal besar dalam hidup kita. kesabaran dalam iman Kristen sangatlah penting. Sangking pentingnya, “kesabaran” bahkan dicatat sebagai salah satu rasa dari buah Roh (Gal. 5:22) dan salah satu dari sifat Kasih—“Kasih itu sabar” (1Kor. 13:4). Artinya kesabaran merupakan hal yang tidak dapat tidak, harus nampak dalam kehidupan umat Tuhan. Kata “Sabar” dalam ayat ini, bahasa aslinya (Yunani) adalah Makrothume yang secara harfiah memiliki dua makna, yaitu “bertekun”, dan berikutnya “bersabar”. Maka kesabaran yang dimaksud adalah bukan merupakan tindakan pasif, akan tetapi justru merupakan suatu tindakan aktif untuk mengekang sifat ego kita yang negatif, dan berjuang mengenakan karakter manusia baru di dalam Kristus. 

          Kemudian dalam ayat tersebut dikatakan bahwa fokus atau objek dari kesabaran itu adalah “...terhadap semua orang”. Mengapa kepada semua orang?, Pertama, karena kesabaran yang sejati tidak terbatas pada orang-orang terdekat kita (kerabat dan keluarga), kesabaran itu namun harus nampak secara menyeluruh kepada semua orang. Kedua, karena kita membutuhkan orang lain yang tidak sabar untuk menguji dan melatih kesabaran kita. Dengan kata lain, jika kita ingin menjadi orang-orang yang sabar, maka mau-tidak-mau, kita harus bersedia untuk diproses ditengah-tengah orang-orang yang tidak sabar. 

          Kesabaran bukan hal yang datang secara instan, kesabaran merupakan sebuah proses, maka teruslah belajar untuk bersabar karena dengan bersabar kita akan mampu  menahan langkah kaki kita dari keputusan-keputusan yang keliru, serta melatih karakter kita dalam mengendalikan diri. Amin! 

Salam,
(yb).
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar