Nas : Daniel 1:3-4, Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa
orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni
orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang
memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai
pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam
istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim.
_______________
Kata “sukses” dalam terminologi iman Kristen seringkali menjadi perdebatan.
Beberapa kalangan menganggap teologi sukses bertentangan dengan teologi salib
karena panggilan utama umat Tuhan adalah untuk memikul salib bukan menjadi
sukses. Sementara disisi lain, sebagai umat Tuhan kita pun dipanggil untuk menjadi
berkat bagi banyak orang, dan “kesusksesan” merupakan salah satu ciri serta
instrumen yang Allah gunakan untuk memperlebar pekerjaan-Nya di dunia. Itu sebabnya
ketika berbicara mengenai tema kesuksesan kita perlu berhati-hati dan terbuka
untuk menguji setiap motivasi hati kita di hadapan Tuhan, sebagaimana teladan
Daniel dan kawan-kawan.
Sebagai orang-orang
muda, Daniel dan tiga kawannya menunjukan suatu karakteristik sebagai anak muda
Israel yang berbeda dari yang lainnya. Mereka memiliki enam karakteristik yang
menghantarkan mereka pada kesuksesan. Enam hal tersebut adalah “Tidak ada sesuatu cela”—memiliki karakter dan perilaku
hidup yang baik, “Berperawakan baik”—sikap dan penampilan yang sepantasnya, “Memahami
berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan/ pengertian tentang ilmu”—memiliki kapasitas
intelektual yang memadai, “Cakap bekerja”—rajin, ulet, serta komit pada
pekerjaan, “Supaya mereka diajarkan”—mau terus belajar, dan “Iman yang kokoh”
(ay. 8)—tidak digoyahkan dan silau oleh jabatan serta harta.
Daniel dan kawan-kawannya merupakan teladan yang tepat tentang bagaimana
generasi muda gereja mempersiapkan diri dengan memperbesar kapasitas karakter,
intelektualitas dan iman yang mantab untuk masuk dan berkarya dalam dunia. Perkembangan
teknologi yang begitu pesat saat ini memaksa kita sebagai generasi muda gereja
untuk menyesuaikan diri dengan pola pembelajaran yang ada. Sayangnya,
perkembangan teknologi digital tersebut juga menghasilkan berbagai macam “hiburan
dunia maya” yang mendatangkan konsekuensi fatal dengan menyita sebagian besar
waktu yang kita sediakan untuk belajar dan berdoa. Satu hal yang perlu kita
perhatikan bahwa Daniel dan kawan-kawan tidak sampai pada puncak kesuksesan mereka
tanpa enam hal di atas, dan enam hal itu tidak pernah diperoleh tanpa usaha dan
kerja keras.
Kesuksesan bukanlah sesuatu yang instan, kesuksesan
dihasilkan oleh usaha dan kerja keras dalam pimpinan anugerah Allah. Berjuanglah memperbesar kapasitas kita, dan dengan
tetap hidup dalam pimpinan Tuhan, maka ketika waktu perkenan dan promosi Tuhan
tiba, kita jelang dengan langkah yang mantab. Tuhan Yesus memberkati. –YB.