Jumat, 19 Mei 2017

Renungan : “Sabar Menanti Kairos Tuhan”


Nats : “...Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi” (Yak. 5:7b).



__________



          Renungan kali ini penulis akan mengajak kita untuk sama-sama belajar mengenai hubungan antara “kesabaran” dan “Kairos Tuhan”. Kita hidup di dalam dunia yang terbatas oleh waktu. Secara umum dikenal dua jenis waktu, yaitu “Kronos” dan “Kairos”. “Kronos” berarti suatu periode waktu yang tersusun secara berurutan/kronologis. Misalnya dari pagi, siang, sore, hingga malam hari. Sedangkan “Kairos” berarti momentum atau kesempatan di dalam waktu yang kita lalui tersebut. Jika berhubungan dengan “Kairos Tuhan” maka hal itu berarti momentum/waktu dimana Allah menyatakan karya/jawaban/pertolonga-Nya bagi Orang percaya (lihat, Yoh. 2:4).

          Dalam ayat di atas Rasul Yakobus memberikan ilustrasi yang sangat baik mengenai makna penting dari sebuah kesabaran terhadap kairos Tuhan. Ia menjelaskan bahwa “... petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya...”. Untuk mencapai suatu “hasil yang berharga” para petani tersebut memerlukan tiga hal. Pertama, Kerja keras (ketekunan), kedua, Kesabaran (Iman dan doa), dan ketiga, kairos Tuhan. Jangan pernah berharap lebih, jika kita tidak menerapkan ketiga hal ini. Kemudian, perlu diperhatikan juga bahwa petani jaman dahulu tidak memiliki sistem irigasi yang baik, mereka hanya mengandalkan hujan. Itu sebabnya setelah bekerja mereka dituntut untuk bersabar, dan menanti hujan, bahkan dikatakan “hujan musim gugur dan hujan musim semi”. Apa artinya?, artinya mereka harus bersabar hingga dua musim dilewati! Hal ini membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Namun inilah harganya, harga untuk memperoleh “hasil yang berharga!”. Tidak ada Kesuksesan yang diperoleh secara instan. Janji Tuhan pun demikian, selalu membutuhkan waktu yang tepat, dimana Tuhan menggenapi janji-Nya, dan untuk hal ini pun kesabaran dibutuhkan.

          Jika di atas kita melihat pencapaian “Hasil yang berharga” dari sudut pandang tanggung-jawab Orang percaya, maka  dari sudut pandang Tuhan, “Hasil yang berharga” tersebut berbicara mengenai dua hal. Pertama, berkat Tuhan yang ia sediakan bagi kita, dan Kedua adalah Kairos/waktu Tuhan. “Berkat” dan “Waktu Tuhan” adalah hak prerogatif Allah bagi kita. "Berkat" selalau berbarengan dengan "Waktu Tuhan". Artinya berkat yang diberikan selalu sesuai dengan "Waktunya" Allah. Hal ini merupakan kedaulatan Allah semata yang Ia anugerahkan dalam hidup kita, tanpa intervensi siapapun. Dalam hal ini, manusia hanya dapat bersabar. Kemudian Anugerah yang kita terima tidaklah sama dengan saudara seiman lainnya dan tidak pernah tertukar. Tuhan begitu mengerti saat yang tepat untuk memberkati hidup kita, sehingga waktu-Nya untuk memberikati kita adalah waktu yang terbaik, yang tepat, dan indah bagi kita. 

          Namun permasalahan mendasar mengenai berkat dan Waktu Tuhan selalu ada pada umat-Nya. Salah satu contohnya dapat dilihat dalam kisah Abraham. Ketidak-sabaran Sarah dalam menanti janji Tuhan bagi Abraham telah berbuah malapetaka bagi keturunan Abraham selanjutnya. Dalam Kisah ini, lagi-lagi kesabaran menjadi kuncinya. Maka pertanyaan yang sama harus kita ajukan pada pribadi kita masing-masing, mampukah kita bersabar dan menunggu waktu Tuhan? Semoga Tuhan memampukan kita. 

Salam,
(yb)




Renungan : “Sabaaar... Sabaaar...”

Nats : “...Sabarlah terhadap semua orang” (1 Tes. 5:14e).



          Sebagian dari Saudara yang sering berkendara, mungkin saja langsung tersenyum ketika membaca judul renungan di atas karena teringat pengalaman pada saat harus menahan diri ketika di salip dengan tidak beretika. Sebagian Ibu rumah-tangga mungkin juga teringat akan anak yang bandel pada saat menolak untuk mematuhi nasihatnya. Atau mungkin juga bagi para pegawai kantoran langsung teringat akan perkataan atasan yang kemudian membuat Saudara sedikit mengelus dada dan berkata “sabaaar...sabar”. Kesabaran memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan kita. Banyak hal yang terjadi hanya karena kurang sabar. Kecelakaan karena tidak sabar pada saat lampu merah, keributan di jalan, di rumah, di kantor, di sekolah, masalahnya sepele, karena tidak dapat bersabar.

          Kesabaran merupakan hal sederhana yang mempengaruhi hal besar dalam hidup kita. kesabaran dalam iman Kristen sangatlah penting. Sangking pentingnya, “kesabaran” bahkan dicatat sebagai salah satu rasa dari buah Roh (Gal. 5:22) dan salah satu dari sifat Kasih—“Kasih itu sabar” (1Kor. 13:4). Artinya kesabaran merupakan hal yang tidak dapat tidak, harus nampak dalam kehidupan umat Tuhan. Kata “Sabar” dalam ayat ini, bahasa aslinya (Yunani) adalah Makrothume yang secara harfiah memiliki dua makna, yaitu “bertekun”, dan berikutnya “bersabar”. Maka kesabaran yang dimaksud adalah bukan merupakan tindakan pasif, akan tetapi justru merupakan suatu tindakan aktif untuk mengekang sifat ego kita yang negatif, dan berjuang mengenakan karakter manusia baru di dalam Kristus. 

          Kemudian dalam ayat tersebut dikatakan bahwa fokus atau objek dari kesabaran itu adalah “...terhadap semua orang”. Mengapa kepada semua orang?, Pertama, karena kesabaran yang sejati tidak terbatas pada orang-orang terdekat kita (kerabat dan keluarga), kesabaran itu namun harus nampak secara menyeluruh kepada semua orang. Kedua, karena kita membutuhkan orang lain yang tidak sabar untuk menguji dan melatih kesabaran kita. Dengan kata lain, jika kita ingin menjadi orang-orang yang sabar, maka mau-tidak-mau, kita harus bersedia untuk diproses ditengah-tengah orang-orang yang tidak sabar. 

          Kesabaran bukan hal yang datang secara instan, kesabaran merupakan sebuah proses, maka teruslah belajar untuk bersabar karena dengan bersabar kita akan mampu  menahan langkah kaki kita dari keputusan-keputusan yang keliru, serta melatih karakter kita dalam mengendalikan diri. Amin! 

Salam,
(yb).