Jumat, 22 Mei 2020

SUPRANATURAL DALAM NATURAL

Markus 4:26-29 (TB)  Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."

_______

Benih yang ditabur merupakan gambaran umum yang paling sederhana untuk dipahami, namun sekaligus paling sulit dipahami. Sederhana untuk dipahami karena hal tersebut merupakan prinsip umum yang dapat dilihat oleh manusia tanpa perlu diteliti. Akan tetapi hal itu sekaligus sulit dipahami karena pada prinsipnya pengetahuan manusia (sains) hanya sampai pada metodologi fenomena dalam bahasa Kant. Pendekatannya pun hanya terbatas dua sintesis antara rasionalisme dan empirisisme, atau yang lebih umum dikenal dengan positivism logic. Dari sudut pandang ini maka sains modern hanya dapat mengamati satu  fenomena sebatas fenomena itu menyatakan batasannya yang terbatas, kemudian dianalisis dan diproses oleh rasio, dan lahirlah apa yang umum disebut ilmu pengetahuan. Singkatnya, ilmu pengetahuan hanya dapat sampai pada hal-hal fenomena dan tidak pada substansi asali. Seperti kata Little, sains hanya dapat berbicara tentang "bagaimana", namun tidak pernah dapat menjawab pertanyaan "mengapa?".

Dalam ayat singkat tersebut, Tuhan Yesus jauh-jauh hari telah menantang bahkan menghantam metodologi sains dengan kalimat, "tetapi tidak diketahui orang itu." Kalimat sederhana menjungkirbalikkan kesombongan pemikiran manusia dan pengharapan 'imannya' atas sains. Namun ada hal yang lebih mendalam dari kalimat singkat itu. Pesan ini sesungguhnya ingin menerangkan bagaimana pekerjaan Roh Allah sebagai sumber hidup dan yang menghidupkan benih kebenaran firman Kerajaan Allah di dalam hati manusia yang telah 'mati', dan tidak dapat diselami oleh pemikiran manusia.

Perumpamaan sederhana ini menerangkan dua kebenaran fundamental tentang pekerjaan supranatural Allah di dalam hal-hal natural yang paling sepele. Demikian juga perumpamaan tersebut menerangkan suatu kebenaran supranatural Allah dimana Roh Kudus menghidupkan benih kebenaran firman yang ditabur sehingga pada waktunya, baik mereka yang menabur kebenaran maupun mereka yang membuka hatinya untuk ditabur, sama-sama bersukacita. Ketika tiba musim menuai maka, "apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabitnya." Di dalam hal-hal yang natural kita dapat melihat kemuliaan Allah yang supranatural. Kiranya hati kita menjadi 'tanah yang subur' yang sudah ditabur benih kebenaran dan yang menghasilkan buah-buah kebenaran Allah dengan melimpah. Amin, Soli Deo Gloria!